SuaraJawaTengah.id - Keputusan PT Gudang Garam untuk sementara menghentikan pembelian tembakau dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menjadi pukulan berat bagi ekosistem pertembakauan di daerah yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil tembakau terbaik di Indonesia.
Kabupaten Temanggung pun terancam mengalami krisis ekonomi akibat menurunnya daya beli hasil panen tembakau tahun ini.
Keputusan tersebut memicu kekhawatiran petani, pengusaha lokal, hingga pemerintah daerah atas masa depan sektor ekonomi berbasis pertanian tembakau di Temanggung.
Bupati Temanggung Agus Setyawan, Minggu (15/6/2025), usai melakukan kunjungan ke kantor pusat PT Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur, menyampaikan bahwa langkah penghentian pembelian tembakau dari Temanggung oleh salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia itu didasarkan atas penurunan penjualan rokok secara nasional yang luar biasa.
Baca Juga:Kelompok Petani Tembakau di Temanggung, Sepakat Dukung Prabowo-Gibran, Ini Alasannya
“Jadi memang tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku, khususnya dari Temanggung,” ujar Bupati Agus yang dikutip dari ANTARA.
Kondisi ini diperparah dengan data yang disampaikan oleh manajemen PT Gudang Garam bahwa persediaan tembakau mereka saat ini dalam posisi surplus.
Bahkan, stok yang tersedia cukup untuk menunjang produksi hingga empat tahun ke depan. Ini menjadi alasan kuat bagi perusahaan untuk menahan pembelian bahan baku baru, termasuk dari Temanggung yang selama ini menjadi mitra pasok strategis mereka.
Tak hanya itu, Bupati Agus juga mengungkapkan bahwa penurunan drastis harga saham PT Gudang Garam turut memperburuk situasi.
“Saat kondisi baik, harga saham mereka bisa mencapai Rp90.000 per lembar, namun saat ini hanya di kisaran Rp9.600 per lembar,” jelasnya Agus.
Keputusan perusahaan tersebut menjadi ancaman serius bagi petani dan pelaku industri tembakau di Kabupaten Temanggung.
Selama ini, sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dari siklus tanam dan panen tembakau yang kemudian dijual ke industri rokok nasional, termasuk PT Gudang Garam.
Dengan terhentinya pembelian, ribuan petani kini diliputi kecemasan akan nasib hasil panen dan kelangsungan hidup mereka ke depan.
Di sisi lain, Pemkab Temanggung kini tengah mencari celah agar industri lokal bisa bangkit menghadapi krisis ini. Salah satu upaya yang tengah dikaji adalah pembentukan kawasan industri hasil tembakau di tingkat kabupaten yang memberikan ruang lebih besar bagi UMKM rokok lokal.
Bupati menyebutkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pihak bea cukai guna mendapatkan kemudahan dalam pengurusan cukai, sebagai bagian dari skema mendukung tumbuhnya industri hasil tembakau skala kecil dan menengah.
“Kita akan mencoba untuk bisa merintis itu dan kemarin dari Asisten II sudah mengajukan ke saya untuk rintisan di tahun 2026, tapi apakah nanti bisa direalisasi kita lihat nanti. Kita masih berhitung karena efisiensi dan macam-macam,” tuturnya.