Banjir Rob Sayung Demak Seakan Tak Pernah Kering, Tanggul Laut Raksasa Jadi Harapan Terakhir?

Gubernur Jateng fokus atasi rob di Sayung dengan giant sea wall (target 2026). Selain itu, ada kolam retensi, penanaman mangrove, dan desalinasi. Dukungan pusat diharapkan.

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 04 Juli 2025 | 14:27 WIB
Banjir Rob Sayung Demak Seakan Tak Pernah Kering, Tanggul Laut Raksasa Jadi Harapan Terakhir?
Foto udara sejumlah warga menembus banjir rob yang menggenangi akses keluar-masuk Perumahan Tahap III Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/6/2025). [ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa]

SuaraJawaTengah.id - Banjir rob yang terus menghantui Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. Meski kerap mendapat kritik keras, bahkan dibully warganet karena penanganan yang dianggap lambat, Luthfi memilih untuk tetap fokus dan menganggap kritik sebagai penyemangat.

"Saya dibully ndak papa. Itu seperti obat. Terpenting, saya tidak tinggal diam, kerja ikhlas dan lebih giat," tegasnya dalam acara forum Rembug Bareng Gubernur Jateng bersama Pimpinan Media di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (2/7/2025).

Menurut Luthfi, rob di Sayung bukan masalah baru. Genangan air laut pasang telah terjadi selama lebih dari satu dekade dan makin memburuk akibat penurunan muka tanah.

Ia pun memetakan penanganan jangka pendek dan panjang yang sedang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Baca Juga:Ditargetkan Rampung 2027, Tol Semarang-Demak Seksi 1 Jadi Solusi Terpadu Atasi Rob dan Banjir

Giant Sea Wall Jadi Andalan

Dalam jangka panjang, solusi utama adalah pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang juga menjadi bagian dari kebijakan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Proyek ini terintegrasi dengan pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak Seksi 1 (Semarang–Sayung) sepanjang 10,6 km.

"Tahun 2026 nanti tanggul laut fungsional," ujar Luthfi.

Proyek ini menelan anggaran hingga Rp10,9 triliun dan ditargetkan mengeringkan 576,04 hektare lahan rob. Sebagai bagian dari sistem pengendalian rob, dibangun juga dua kolam retensi besar yakni Terboyo (189 hektare, kapasitas 6 juta kubik) dan Sriwulan (28 hektare, kapasitas 1 juta kubik lebih).

Baca Juga:Hati-hati, Banjir Rob Masih Hantui Pantura Semarang-Demak, Ketinggian Air Capai 50 Cm

Untuk jangka pendek, Pemprov Jateng menerjunkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ke desa-desa terdampak. Dinas Pusdataru misalnya, dikerahkan untuk menyedot genangan air.

Petugas saat mengatasi rob di Sayung Demak pada Kamis (12/6/2025). Pemprov Jateng menyiagakan pompa air 24 jam untuk mengatasi banjir rob di wilayah Sayung Kabupaten Demak.
Petugas saat mengatasi rob di Sayung Demak pada Kamis (12/6/2025). Pemprov Jateng menyiagakan pompa air 24 jam untuk mengatasi banjir rob di wilayah Sayung Kabupaten Demak.

Dinas PU Bina Marga memasang water barrier, Dinas Pendidikan memenuhi kebutuhan siswa, dan Dinas Kesehatan melaksanakan layanan Speling (Spesialis Keliling) untuk masyarakat yang sakit.

Penanganan juga dilakukan lewat penanaman mangrove melalui program Mageri Segoro, yang menargetkan 1,5 juta bibit ditanam sepanjang 2025.

Selain itu, Pemprov mendorong revisi Perda tentang Air Tanah agar masyarakat dan industri tak lagi bergantung pada air tanah yang mempercepat penurunan permukaan. Alternatifnya adalah penggunaan air permukaan lewat SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) dan program desalinasi hasil kerja sama dengan Universitas Diponegoro.

Desakan ke Pemerintah Pusat dan DPD RI

Keseriusan Luthfi juga terlihat saat dirinya menyampaikan langsung aspirasi ke Komite II DPD RI pada Kamis (3/7/2025) dalam rapat kerja di kompleks Kantor Gubernur Jateng. Ia meminta agar pembangunan tanggul laut di Jateng menjadi prioritas pemerintah pusat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak