Darah Jurnalis Tumpah di Grobogan, IJTI dan AJI Tuntut Keadilan

Jurnalis MNC, Manik Priyo Prabowo, dibacok di Grobogan saat pulang kerja. IJTI dan AJI mengecam keras, mendesak polisi usut tuntas kasus kekerasan ini.

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 20 Agustus 2025 | 22:09 WIB
Darah Jurnalis Tumpah di Grobogan, IJTI dan AJI Tuntut Keadilan
Kondisi Jurnalis MNC Group, Manik Priyo Prabowo seusai korban pembacokan orang tidak dikenal yang melukai bagian kepala, Rabu (20/8/2025). (Suara.com/Sigit AF)

Nada serupa juga datang dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang. Ketua AJI, Aris Mulyawan, menegaskan bahwa peristiwa pembacokan terhadap Manik bukanlah insiden biasa.

“Ini tidak hanya membahayakan nyawa seorang jurnalis, tapi juga merupakan alarm bahaya bagi kebebasan pers di negeri ini,” tegas Aris.

Aris mengingatkan, bila kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis dibiarkan begitu saja tanpa penyelesaian hukum yang jelas, maka akan menimbulkan efek domino yang sangat berbahaya.

“Jika serangan seperti ini tidak ditangani serius, para pewarta bisa gentar dalam meliput isu-isu penting. Mereka bisa terintimidasi, terutama saat memberitakan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik dan kepentingan korporasi besar,” jelasnya.

Baca Juga:Jurnalis Dipukul dan Diancam Ajudan Kapolri: Kebebasan Pers Terancam di Semarang

Sementara itu, di tengah keterbatasannya, Manik hanya bisa berkata singkat. Ia menyerahkan seluruh penanganan kasus kepada kepolisian.

“Kasus ini saya pasrahkan kepada Polri yang sudah profesional menangani perkara seperti ini,” ucapnya lirih, menahan rasa sakit.

Kasus ini bukan sekadar catatan kriminal. Lebih dari itu, ia menjadi luka bagi dunia jurnalisme Indonesia.

Seorang jurnalis, yang mestinya bisa pulang dengan selamat setelah bekerja, justru harus berhadapan dengan ancaman nyawa.

Kini publik menanti keseriusan aparat penegak hukum. Desakan IJTI dan AJI seolah mewakili suara ribuan jurnalis di seluruh Indonesia yang menuntut perlindungan. Sebab tanpa jaminan keamanan, kerja jurnalistik akan selalu dibayang-bayangi rasa takut.

Baca Juga:Tangis Warga Pecah! Gubernur Jateng Langsung Datangi Pengungsi Banjir Grobogan

Manik Priyo Prabowo hanyalah satu nama, namun kisahnya menyuarakan kepedihan yang lebih besar bahwa kebebasan pers masih terus diuji, dan bahwa keberanian seorang jurnalis kadang harus dibayar dengan darah.

Kontributor : Sigit Aulia Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak