- Luthfi blusukan malam hidupkan lagi Jogo Tonggo.
- Pos kamling jadi basis deteksi dini keamanan warga.
- Keamanan adalah tanggung jawab kolektif bersama.
SuaraJawaTengah.id - Di tengah kesibukan perkotaan yang sering kali membuat warganya menjadi individualistis, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengingatkan kembali pentingnya kepedulian komunal.
Melalui blusukan malam ke sejumlah pos keamanan lingkungan (pos kamling) di Kota Semarang, Kamis (11/9/2025), Luthfi mendorong revitalisasi Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) sebagai wujud modern dari semangat ‘Jogo Tonggo’.
Langkah ini bukan sekadar nostalgia, melainkan strategi untuk memperkuat basis deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban di tingkat paling fundamental: Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
Tiga lokasi dengan karakteristik berbeda menjadi sasaran tinjauannya, mulai dari kawasan indekos di Pos Kamling RT 01 RW 06 Gisiksari, Barusari; area dekat pasar di Pos Kamling Kelurahan Kuningan; hingga jantung pemukiman padat di Pos Kamling RT 02 Muktiharjo Kidul.
Baca Juga:Aksi Gubernur Luthfi Borong Dagangan di HUT Jateng ke-80, Kirim Sinyal Ekonomi Pro Rakyat
Tak sekadar inspeksi formal, Luthfi memilih berdialog santai atau ‘njagong bareng’ dengan warga yang sedang bertugas ronda.
Dalam suasana yang cair dan penuh kehangatan, ia menyerap aspirasi sekaligus menyisipkan pesan strategis tentang peran krusial warga dalam menjaga stabilitas lingkungan mereka sendiri.
"Jadi Pos Kamling ini kita hidupkan kembali. Dulu di Jawa Tengah ada program Jogo Tonggo dan Jogo Wargo saat Covid-19. Sekarang kita tindak lanjuti untuk penguatan basis deteksi dini pengamanan wilayah di tingkat RT dan RW," ujar Luthfi di sela-sela perbincangannya.
Menurutnya, konsep ini adalah kunci kemandirian wilayah. Jika setiap elemen masyarakat di tingkat RT, RW, hingga kelurahan secara proaktif mengaktifkan kembali pos kamling, maka setiap kota dan kabupaten di Jawa Tengah akan memiliki fondasi keamanan yang solid.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab keamanan bukanlah beban eksklusif aparat TNI dan Polri, melainkan sebuah kerja kolektif yang melibatkan pemerintah dan, yang terpenting, partisipasi aktif masyarakat.
Baca Juga:Hari Jadi ke-80 Provinsi Jateng, Ahmad Luthfi Ungkap Prestasi: Dari Investasi hingga Serapan Kerja
"Kekuatan Jawa Tengah itu adalah adanya kerukunan bersama-sama," ucap Luthfi.
Gagasan ini ternyata disambut positif dan bahkan telah menjadi praktik di beberapa wilayah.
Hartoto, salah seorang warga Kelurahan Kuningan, mengungkapkan bahwa Siskamling di lingkungannya berjalan konsisten berkat peran Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas).
Pos kamling di wilayahnya tak pernah sepi, bahkan menjadi titik kumpul sosial warga.
"Jadi sudah menjadi rutinitas di sini. Kalau malam Minggu atau hari libur lebih banyak yang jaga,” ucapnya, menggambarkan bagaimana keamanan dan interaksi sosial bisa berjalan beriringan.
Dukungan serupa datang dari tingkat pemerintahan paling bawah.