- Cuaca panas di Jateng bikin dawet jadi primadona. Tiap daerah punya versi unik dan cita rasa khas.
- Dari Dawet Ayu Banjarnegara hingga Dawet Telasih Solo, tiap jenis punya bahan dan topping berbeda.
- Dawet bukan sekadar minuman segar, tapi juga warisan budaya dan kreativitas kuliner khas Jawa Tengah.
SuaraJawaTengah.id - Cuaca di Jawa Tengah belakangan ini bisa terasa sangat menyengat. Di tengah suhu yang makin ekstrem, segelas dawet dingin terasa seperti oase di padang pasir.
Minuman tradisional berbahan dasar santan, gula aren, dan cendol ini bukan cuma menyegarkan, tapi juga punya kekayaan rasa dan sejarah panjang di berbagai daerah.
Menariknya, hampir setiap kabupaten di Jawa Tengah punya versi dawetnya sendiri, dengan bahan, warna, dan tambahan topping yang berbeda.
Yuk, simak sepuluh dawet paling enak di Jawa Tengah yang wajib kamu coba saat cuaca panas menyerang.
Baca Juga:Resmi! Dawet Ayu Banjarnegara Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
![Es dawet ayu Banjarnegara, menu takjil favorit untuk buka puasa. [Suara.com/Citra Ningsih]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/26/45157-dawet-ayu-banjarnegara.jpg)
Dawet Ayu Banjarnegara sering disebut sebagai “sesepuh”-nya es dawet di Jawa Tengah. Minuman ini bahkan pernah dinobatkan sebagai minuman terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia 2021.
Ciri khasnya sederhana namun memikat, campuran santan gurih, sirup gula aren, dan dawet kenyal dari tepung beras. Tak ada tambahan buah atau topping berlebih, tapi justru di situlah letak keistimewaannya.
Rasa klasiknya lembut dan manisnya pas di lidah. Tak heran kalau Dawet Ayu jadi ikon kuliner Banjarnegara yang dikenal hingga luar negeri.
2. Dawet Ireng Purworejo
Baca Juga:Cuaca Panas di Awal Musim Kemarau, Ini Tips Terhindar dari Dehidrasi hingga Heat Stroke
Kalau dawet ayu identik dengan warna hijau lembut, dawet khas Purworejo justru tampil beda dengan warna hitam. Dawet Ireng, yang berasal dari Kecamatan Butuh, Purworejo, terbuat dari campuran tepung beras dan merang padi yang dibakar, menghasilkan warna hitam pekat alami.
Rasa dawetnya tetap lembut, berpadu manis dengan juruh gula aren dan santan. Beberapa penjual menambahkan potongan nangka untuk memperkaya aroma dan rasa. Disajikan dalam gelas tanah liat dengan es batu, sensasinya benar-benar menyejukkan tenggorokan di siang terik.
3. Dawet Jepara
Jepara dikenal dengan pantainya yang panas dan angin laut yang menyengat, dan di situlah Es Dawet Jepara jadi penolong sejati.
Dawet khas Jepara dibuat dari tepung kanji, bukan tepung beras, sehingga teksturnya lebih kenyal dan sedikit transparan. Yang membuatnya istimewa adalah isiannya yang super lengkap.
Satu mangkuk dawet Jepara bisa berisi cendol, santan, sirup gula merah, potongan nangka, agar-agar, kelapa muda, alpukat, melon, hingga kolang-kaling. Rasanya mirip es campur, tapi lebih ringan dan segar. Cocok banget diminum setelah berkeliling kota ukir yang panas.
4. Dawet Ketan Boyolali
Boyolali, yang terkenal dengan susu sapinya, juga punya varian dawet unik, yaitu Dawet Ketan. Perbedaannya terletak pada tambahan tape ketan di dalamnya.
Tape ketan memberikan sensasi rasa manis dan sedikit asam yang berpadu sempurna dengan gurihnya santan dan manisnya gula aren.
Dawet ini biasanya disajikan dengan es batu melimpah, menjadikannya minuman favorit para pekerja dan pelajar di siang hari. Selain menyegarkan, tape ketan juga memberi efek kenyang ringan yang pas untuk pengganjal perut sebelum makan siang.
5. Dawet Semarangan
![Penampakan Es Dawet Durian di Kota Semarang. [Ayosemarang.com/istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/07/26/58377-dawet-durian-semarang.jpg)
Kalau kamu pecinta durian, wajib coba Dawet Semarangan. Ciri khas dawet ini adalah adanya tambahan daging durian yang legit dan harum di dalam segelas dawet.
Perpaduan antara aroma durian, gurihnya santan, dan manisnya gula merah menciptakan sensasi rasa yang unik dan mewah. Tidak heran jika banyak wisatawan menjadikan dawet durian ini oleh-oleh wajib saat berkunjung ke Semarang.
Saat udara panas dan lembab khas pesisir, satu sendok dawet durian ini bisa langsung bikin suasana adem.
6. Dawet Bayat Klaten
Klaten punya tradisi panjang dalam menjaga cita rasa dawet. Dawet Bayat adalah kuliner khas yang sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu.
Racikannya terdiri dari tiga bahan utama, yaitu cendol berwarna hijau lembut, juruh hasil campuran gula jawa dan gula batu, serta santan kental yang gurih.
Disajikan dengan es serut dalam mangkuk atau gelas tanah liat, dawet ini memberikan keseimbangan rasa manis dan gurih yang pas. Kesederhanaannya justru menjadi daya tarik utama yang membuat banyak orang rindu mencicipinya lagi.
7. Dawet Telasih Solo
Kota Solo tidak hanya terkenal dengan wedang ronde, tapi juga punya Es Dawet Telasih yang legendaris. Komposisinya cukup berbeda dari dawet lain.
Dalam segelas es dawet telasih terdapat dawet hijau, biji selasih, santan segar tanpa direbus, dan sirup gula putih. Warna dan tampilannya sangat cantik, rasa manisnya ringan, dan aroma santannya segar alami.
Biji selasih menambah sensasi lembut dan menenangkan. Es ini banyak dijual di sekitar Pasar Gede atau kawasan Gladag. Saat suhu Solo mencapai 35 derajat, segelas dawet telasih terasa seperti keajaiban kecil.
8. Dawet Jabung Blora
Di Blora, ada dawet khas yang tak kalah unik, yaitu Dawet Jabung. Dawet ini menggunakan cendol dari tepung beras dengan campuran daun pandan, sehingga beraroma harum.
Tapi yang menarik justru tambahan bubur sumsum dan ketan hitam di dalamnya. Rasa gurih bubur berpadu dengan manisnya gula aren, menciptakan cita rasa yang lebih kaya dibanding dawet biasa.
Di tengah panas khas Blora yang kering, dawet jabung jadi favorit masyarakat setempat untuk mengembalikan energi.
9. Dawet Ayu Durian Banjarnegara
Masih dari Banjarnegara, kini banyak penjual berinovasi dengan varian dawet ayu durian. Versi ini menambahkan durian asli sebagai topping, menghasilkan rasa manis gurih yang lebih kompleks.
Aromanya menggoda dan membuat versi klasik terasa lebih modern. Dawet ayu durian kini banyak dijual di kafe dan warung modern di Banjarnegara, jadi cocok untuk anak muda yang ingin menikmati cita rasa tradisional dengan sentuhan kekinian.
10. Dawet Sragen

Dawet khas Sragen punya ciri khas juruh gula yang lebih kental dan pekat. Biasanya disajikan dengan tambahan tape singkong dan potongan nangka, memberikan aroma harum dan rasa manis alami.
Penyajiannya dalam gelas beling besar dengan es batu membuat dawet Sragen terasa sangat menyegarkan. Rasanya yang kuat dan legit cocok diminum setelah beraktivitas di bawah terik matahari Sragen yang terkenal panas.
Dari Banjarnegara hingga Sragen, setiap daerah di Jawa Tengah punya cara sendiri untuk menghadirkan kesegaran lewat segelas dawet. Masing-masing punya ciri khas, bahan, dan cerita yang membuatnya unik.
Jadi, kalau kamu sedang berkeliling Jawa Tengah di tengah cuaca ekstrem, sempatkan mencicipi salah satunya. Karena di balik setiap sendok dawet, ada tradisi, kreativitas, dan kesegaran yang siap menenangkan tubuh dan hati.