- Cuaca panas ekstrem jadi pengingat untuk berdoa dan memohon perlindungan dari Allah SWT.
- Rasulullah SAW dan para nabi mengajarkan doa saat panas, haus, dan kekeringan melanda bumi.
- Doa-doa ini menumbuhkan ketenangan hati, rasa syukur, dan kesadaran akan kekuasaan Allah.
SuaraJawaTengah.id - Cuaca di Indonesia akhir-akhir ini terasa tidak menentu. Kadang hujan deras, lalu mendadak berganti dengan panas ekstrem yang menyengat.
Saat cuaca panas ekstrem, tubuh bisa cepat lelah, kepala terasa pening, dan tenggorokan kering. Dalam kondisi seperti ini, Islam mengajarkan bukan hanya mencari perlindungan fisik, tapi juga menenangkan hati melalui doa.
Rasulullah SAW dan para nabi terdahulu pernah memanjatkan doa-doa khusus saat menghadapi panas terik dan kekeringan.
Doa-doa ini tidak hanya menjadi permohonan agar diberi kesejukan, tetapi juga bentuk pengakuan bahwa segala kekuasaan atas alam berada di tangan Allah SWT. Berikut lima doa yang bisa diamalkan saat cuaca panas melanda.
Baca Juga:7 Tips Usaha Rebusan Viral Kekinian Biar Cuan Puluhan Juta di Semarang, Cocok untuk Makanan Diet
1. Doa Saat Cuaca Panas Menyengat
Ketika panas terasa begitu menyengat, Rasulullah SAW mengajarkan doa singkat yang penuh makna. Bacaan ini menjadi cara untuk mengingat bahwa panas di dunia hanyalah sedikit dari panasnya api neraka.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ، مَا أَشَدَّ حَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ
Latin: Laa ilaaha illallaahu wahdahu, maa asyadda harru haadzal yaum, allahumma ajirni min harri jahannama.
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa. Alangkah panasnya hari ini. Ya Allah, lindungilah aku dari panasnya api neraka.” (HR Ibnu Sunni)
Baca Juga:Jawa Tengah Dipanggang! Suhu Tembus 35 Derajat, Cuaca Panas Ekstrem Diprediksi Sampai Akhir Oktober
Doa ini sederhana, tapi mengingatkan bahwa panas dunia seharusnya menjadi pengingat untuk memohon perlindungan dari panas akhirat.
2. Doa Ketika Sedang Kepanasan dan Kehausan
Ketika tubuh mulai kehilangan tenaga dan haus melanda, doa Nabi Isa AS yang tercantum dalam Al-Qur’an dapat menjadi penenang.
اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
Latin: Allahumma rabbana anzil ‘alaina ma’idatam minas-samai takunu lana ‘idall li awwalina wa akhirina wa ayatan minka warzuqna wa anta khairur raziqin.
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit yang menjadi hari raya bagi kami, bagi orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki, karena Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS Al-Maidah: 114)
Doa ini mengajarkan rasa syukur dan tawakal. Di tengah cuaca panas dan kekeringan, manusia diingatkan untuk tetap berharap pada rezeki dan rahmat Allah.
3. Doa Ketika Panas Terik
Rasulullah SAW memanjatkan doa ini ketika panas begitu terasa dan umat membutuhkan hujan. Dalam doa ini tersirat permohonan agar Allah menurunkan hujan yang membawa manfaat.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ، اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ، مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ، اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ، أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ، وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ عَلَيْنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
Latin: Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, ar-raḥmānir raḥīm, māliki yaumiddīn, lā ilāha illallāhu yaf‘alu mā yurīd, allāhumma antal-lāhu, lā ilāha illā anta, antal-ghaniyyu wa naḥnul-fuqarā’, anzil ‘alainal ghaytha, waj‘al mā anzalta ‘alainā quwwatan wa balaghan ilā ḥīn.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Penguasa hari pembalasan. Tidak ada tuhan selain Engkau, Ya Allah. Engkau Maha Kaya, sementara kami fakir dan membutuhkan-Mu. Turunkanlah hujan kepada kami, dan jadikanlah hujan itu sebagai kekuatan serta bekal bagi kami hingga waktu yang Engkau kehendaki.” (HR Abu Dawud)
Doa ini sering dibaca Rasulullah SAW saat istisqa, atau salat memohon hujan. Selain untuk meminta kesejukan, doa ini juga bentuk kesadaran manusia atas ketergantungan pada rahmat Allah.
4. Doa Saat Kekeringan
Ketika hujan tak kunjung turun dan bumi mulai kering, Rasulullah SAW mengajarkan doa pendek yang diulang dua kali, penuh rasa harap dan ketundukan.
اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا، اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا
Latin: Allahumma aghitsna, Allahumma aghitsna.
Artinya: “Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami.” (HR Muttafaq Alaih)
Meskipun singkat, doa ini memiliki kekuatan luar biasa. Ia menjadi seruan penuh kerendahan hati dari makhluk yang sangat bergantung pada kasih sayang Sang Pencipta.
5. Doa Agar Panas Tidak Terlalu Terik
Doa ini diriwayatkan sebagai bacaan Nabi Idris AS yang dikutip dalam tafsir Qurtubi. Doa tersebut menunjukkan bagaimana seorang nabi memohon kepada Allah agar matahari tidak terlalu membakar bumi.
يَا رَبِّ أَنَا مَشِيْتُ يَوْمًا فَكَيْفَ بِمَنْ يَحْمِلُهَا خَمْسَمِائَةَ عَامٍ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ، اَللَّهُمَّ خَفِّفْ عَنْهُ مِنْ ثَقْلِهَا اَللَّهُمَّ خَفِّفْ عَنْهُ مِنْ ثَقْلِهَا وَاحْمِلْ عَنْهُ مِنْ حَرِّهَا
Latin: Ya Rabb, ana masyītu yauman fakaifa biman yahmiluha khamsa mi’ati ‘āmin fī yaumin wāhidin. Allahumma khaffif ‘anhu min tsaqlihā, Allahumma khaffif ‘anhu min tsaqlihā waḥmil ‘anhu min ḥarrihā.
Artinya: “Ya Tuhanku, aku berjalan seharian, maka bagaimana dengan yang membawa matahari selama lima ratus tahun dalam satu hari. Ya Allah, ringankanlah panasnya dan lindungilah dari teriknya.”
Doa Nabi Idris ini menjadi pengingat bahwa panas matahari pun tunduk pada kekuasaan Allah. Di balik rasa gerah yang kita alami, ada tanda kebesaran Tuhan yang mengatur keseimbangan alam semesta.
Panas yang menyengat bisa menguras tenaga, tapi bagi seorang muslim, setiap kondisi adalah kesempatan untuk berdoa. Rasulullah SAW dan para nabi mengajarkan bahwa doa adalah bentuk kedekatan, bukan sekadar permintaan. Ketika suhu naik dan matahari terasa membakar, membaca doa-doa ini bisa menenangkan hati dan menumbuhkan rasa syukur.
Sebab kesejukan sejati bukan hanya datang dari angin atau hujan, melainkan dari hati yang selalu ingat pada Allah dalam segala keadaan.
Kontributor : Dinar Oktarini