Rahasia Sedulur Papat Lima Pancer, Filsafat Kejawen untuk Menarik Rezeki Dunia!

Sedulur Papat Lima Pancer adalah filosofi Jawa tentang empat saudara gaib pendamping manusia sejak lahir. Memahami & menghormati mereka dipercaya membuka jalan rezeki

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 29 Oktober 2025 | 07:14 WIB
Rahasia Sedulur Papat Lima Pancer, Filsafat Kejawen untuk Menarik Rezeki Dunia!
Ilustrasi Budaya jawa Sedulur Papat Lima Pancer. [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Ajaran Sedulur Papat Lima Pancer mengajarkan keseimbangan antara diri, alam, dan Sang Pencipta.
  • Empat sedulur gaib (kawah, ari-ari, getih, puser) melambangkan unsur kehidupan yang menjaga manusia.
  • Keharmonisan dengan sedulur papat diyakini membuka rezeki, ketenangan batin, dan keselamatan hidup.

SuaraJawaTengah.id - Dalam ajaran kejawen, manusia tidak pernah hidup sendirian. Sejak lahir, kita ditemani oleh empat sedulur gaib yang disebut Sedulur Papat Lima Pancer.

Ajaran ini bukan sekadar mitos, melainkan filosofi spiritual yang mengajarkan keseimbangan antara diri, alam, dan Sang Pencipta. Banyak yang meyakini, dengan memahami dan menghormati sedulur papat, seseorang bisa membuka jalan menuju rezeki dan kehidupan yang selaras.

Sebagaimana dikutip dari YouTube Ruang Rahasia, berikut penjelasan mengenai makna sedulur papat, fungsinya, hingga cara mengaktifkan energinya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Makna Sedulur Papat Lima Pancer

Baca Juga:Misteri Pompa Air 'Lelah' di Tengah Kepungan Banjir Semarang, Warganet: Mungkin Nilai Fisikanya 4

Konsep ini berasal dari pandangan kosmologis masyarakat Jawa. Sedulur papat berarti empat saudara gaib yang lahir bersamaan dengan manusia. Sementara pancer adalah diri kita sendiri sebagai pusatnya. Jadi, totalnya ada lima unsur: empat sedulur dan satu pancer.

Filosofi ini menggambarkan bahwa manusia sejatinya tidak pernah sendirian dalam perjalanan hidupnya. Empat sedulur tersebut dipercaya selalu mendampingi, melindungi, dan menjadi perantara antara manusia dengan Tuhan.

2. Siapa Saja Sedulur Papat Itu?

Dalam tradisi kejawen, empat saudara ini memiliki simbol dan peran masing-masing.

Kakang Kawah

Baca Juga:7 Fakta Unik Kongres Pemuda II: Saat Kata Merdeka Masih Dilarang Diucapkan

Ia adalah yang pertama lahir sebelum bayi keluar dari rahim, melambangkan air ketuban. Karena keluar lebih dulu, ia disebut kakang atau kakak tua. Energinya dipercaya membawa perlindungan dan ketenangan.

Adi Ari-Ari

Ari-ari atau placenta adalah saudara kedua yang berperan penting selama dalam kandungan. Ia menjadi penghubung antara ibu dan anak, memberi napas dan makanan. Secara spiritual, adi ari-ari melambangkan kasih, penghubung, dan rezeki yang mengalir.

Getih (Darah)

Tanpa darah, manusia tidak bisa hidup. Dalam kejawen, getih adalah simbol semangat, keberanian, dan kekuatan batin. Ia menghidupkan raga sekaligus menjadi penjaga dari penyakit dan kelemahan diri.

Puser (Tali Pusat)

Puser adalah jalur energi kehidupan yang menghubungkan manusia dengan asalnya. Ia menjadi simbol keseimbangan dan kesatuan antara empat unsur lainnya. Puser juga sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk kembali ke jati diri sejati, yaitu pancer.

3. Peran Pancer: Diri Sebagai Pusat Energi

Pancer adalah diri kita sendiri sebagai pusat dari empat sedulur tadi. Dalam kejawen, pancer berperan sebagai pengendali. Ketika seseorang mampu menjaga keseimbangan antara dirinya dan keempat sedulur, maka hidupnya akan harmonis, selamat, dan penuh keberkahan.
Keseimbangan ini tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga mental dan emosional. Orang yang selaras dengan sedulur papat disebut akan lebih mudah mencapai ketenangan, mendapatkan ilham, dan terhindar dari kesialan.

4. Mengapa Sedulur Papat Dihormati

Bagi masyarakat Jawa, sedulur papat bukan sekadar simbol mistik. Mereka adalah representasi dari elemen kehidupan, yaitu air, tanah, udara, dan api yang menyatu dalam diri manusia.

Menghormati mereka berarti menghormati ciptaan Tuhan yang menjadi bagian dari kehidupan kita. Karena itu, dalam berbagai ritual seperti slametan atau doa sebelum bekerja, nama-nama sedulur papat sering disebut agar mereka ngerewangi atau ikut membantu.

5. Sedulur Papat sebagai Pembimbing Spiritual

Energi sedulur papat diyakini selalu hadir sejak manusia lahir hingga meninggal. Mereka bukan roh asing, melainkan bagian dari diri yang bisa memberi isyarat atau peringatan ketika seseorang sedang menghadapi bahaya atau kesulitan.

Banyak orang Jawa percaya, ketika hati tiba-tiba merasa gelisah tanpa sebab, bisa jadi sedulur papat sedang memberikan tanda. Itulah sebabnya, ajaran ini mendorong manusia untuk selalu mawas diri dan mendekat kepada Tuhan.

6. Mengaktifkan Energi Sedulur Papat

Untuk mendapatkan manfaat spiritual dan rezeki dari sedulur papat, seseorang perlu “menyapa” mereka dengan kesadaran dan niat baik. Dalam kejawen, ada mantra atau tembung khusus yang digunakan sebagai panggilan.

Salah satu yang populer adalah:

“Marmati Kakang Kawah, Adi Ari-Ari, Getih, Puser…”

Lalu dilanjutkan dengan menyebut nama diri sendiri dan maksudnya, misalnya:

“Ing sun arso nyambut gawe” (Aku hendak bekerja).

Doa atau mantra ini bukan bentuk penyembahan, melainkan cara menghormati diri dan memohon agar seluruh unsur batin ikut bekerja selaras demi kelancaran usaha.

7. Kaitannya dengan Kekayaan dan Rezeki

Dalam pandangan kejawen, rezeki bukan sekadar uang, tetapi juga kesehatan, keselamatan, dan ketentraman hati. Ketika hubungan antara pancer dan sedulur papat harmonis, energi positif akan mengalir lancar.

Manusia yang selaras dengan dirinya sendiri lebih mudah bekerja dengan fokus, berani mengambil keputusan, dan tidak mudah terpengaruh oleh hawa negatif. Inilah yang dipercaya membuka jalan menuju kekayaan lahir maupun batin.

8. Cara Menerapkannya dalam Kehidupan Modern

Ajaran ini sebenarnya sangat relevan dengan kehidupan masa kini. Menyatu dengan sedulur papat bisa dimaknai sebagai upaya mengenal diri sendiri, menjaga keseimbangan antara pikiran, perasaan, tubuh, dan spiritualitas.

Misalnya, sebelum memulai pekerjaan, seseorang bisa menenangkan diri sejenak, menyebut doa, dan menyadari bahwa seluruh unsur dalam dirinya sedang bekerja bersama. Dengan begitu, tindakan jadi lebih terarah dan penuh energi positif.

Meski berkaitan dengan unsur gaib, inti dari ajaran sedulur papat tetap berakar pada tauhid dan kesadaran spiritual. Keempat saudara itu hanyalah perantara, sedangkan sumber kekuatan sejati tetap Tuhan Yang Maha Kuasa.

Oleh karena itu, dalam setiap doa dan laku spiritual, manusia diingatkan untuk selalu memohon petunjuk kepada Allah SWT, karena Dialah yang memberi kehidupan, rezeki, dan perlindungan sejati.

Sedulur Papat Lima Pancer mengajarkan bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang materi, tetapi tentang harmoni antara raga, jiwa, dan alam. Ketika manusia mampu menyatu dengan keempat saudaranya dan tetap ingat pada Sang Pencipta, ia akan hidup lebih tenang, selamat, dan berkecukupan.

Filsafat ini menjadi pengingat bahwa jalan menuju rezeki tidak harus selalu melalui kerja keras semata, tetapi juga melalui kesadaran spiritual dan penghormatan pada unsur kehidupan yang telah menyertai kita sejak lahir hingga akhir hayat.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak