- Meski kata “merdeka” dilarang, para pemuda 1928 tetap menyuarakan semangat persatuan dan kebebasan.
- Lagu Indonesia Raya pertama kali dimainkan dengan biola tanpa lirik oleh W.R. Supratman di Kongres Pemuda II.
- Sumpah Pemuda lahir tanpa judul resmi, namun isinya menyatukan bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
SuaraJawaTengah.id - Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, kita selalu diingatkan pada semangat persatuan yang melahirkan bangsa ini.
Namun di balik momen heroik itu, ada kisah menegangkan yang jarang dibicarakan. Pada 1928, ketika Kongres Pemuda II digelar di Batavia, kata “merdeka” bahkan tak boleh diucapkan.
Pemerintah kolonial Belanda menganggapnya sebagai bentuk pemberontakan. Tapi para pemuda Indonesia tak kehabisan akal. Tanpa menyebut kata itu, mereka berhasil merumuskan ikrar persatuan yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Sebagaimana dikutip dari YouTube, berikut tujuh fakta menarik dari Kongres Pemuda II yang menjadi tonggak lahirnya semangat nasionalisme Indonesia.
Baca Juga:6 Fakta Mengejutkan Tentang Lontong, Si Legenda Kuliner Nusantara!
1. Kata “Merdeka” Dilarang Diucapkan
Kongres Pemuda II digelar di bawah pengawasan ketat polisi Belanda. Para peserta tidak diizinkan mengucapkan kata “merdeka”, karena dianggap menentang kekuasaan kolonial.
Meski begitu, mereka tetap menyuarakan semangat kebebasan dengan cara lain. Tanpa perlu menyebut kata itu, mereka menegaskan tekad untuk bersatu dan berjuang sebagai bangsa yang mandiri. Ikrar itu kemudian menjadi dasar berdirinya Indonesia yang merdeka dua dekade kemudian.
2. Lagu Indonesia Raya Hanya Dinyanyikan dengan Biola
Wage Rudolf Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya, turut hadir dalam kongres tersebut. Ia sudah menyiapkan lagu berjudul “Indonesia” yang sarat semangat perjuangan.
Baca Juga:5 Fakta Menarik Tentang Jong Java, Organisasi Pionir Momen Sumpah Pemuda 1928
Namun karena situasi yang sensitif, ia hanya memainkan lagu itu dengan biola tanpa menyanyikan liriknya. Momen ini menjadi penampilan pertama lagu kebangsaan Indonesia, dimainkan dengan penuh hati-hati namun menggetarkan jiwa.
3. Rumusan Sumpah Pemuda Awalnya Tanpa Judul
Saat dibacakan pada 28 Oktober 1928, naskah ikrar yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda belum memiliki judul resmi. Istilah “Sumpah Pemuda” baru digunakan beberapa hari setelah kongres berakhir.
Meski tanpa judul, isi naskahnya jelas menyatukan seluruh perbedaan: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Dari sinilah kesadaran nasional tumbuh, melampaui batas daerah dan suku.
4. Kongres Berlangsung di Tiga Lokasi Berbeda
Kongres Pemuda II diselenggarakan selama dua hari di tiga tempat di Jakarta. Pembukaannya pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katolik Jonglingen, Lapangan Banteng. Rapat kedua dilanjutkan di Gedung Oost Java Bioscoop di Jalan Merdeka Utara.