Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Jum'at, 26 April 2019 | 17:12 WIB
Ruswati (36), petugas KPPS yang mengalami keguguran akibat kelelahan jaga TPS. (satelitpost.com)

SuaraJawaTengah.id - Setelah 11 tahun lama menunggu, pupus harapan Ruswati untuk bisa mendapatkan anak kedua setelah janin bayi yang ada dalam kandungannya keguguran.

Diduga, penyebab kandungannya gugur itu karena Ruswati kelelahan saat bertugas menjadi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 01, Desa Karangpucung, Kertanegara, Jawa Tengah.

Perempuan berusia 36 tahun ini awalnya merasa sanggup menjadi petugas KPPS, meski usai kandungannya itu masih berusia 3 bulan.

Tetapi, kenyataan berkata lain. Tugas KPPS jauh lebih berat dari penyelenggaraan pemilu sebelumnya. Dia beberapa kali lembur saat mempersiapkan pemungutan suara dan kerja keras pada hari pemungutan suara pada Rabu (17/4/2019).

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal Bakal Jadi Biang Kerok Inflasi April

Ternyata lelah menjalar di tubuh Ruswati. Saat buang air kecil sekitar pukul 23.00 WIB, dia mengalami pendarahan kecil. Meskipun kondisinya menurun, gugup, dan cemas, dia tetap menunaikan kewajiban menyelesaikan penghitungan suara hingga pukul 01.30 pagi.

“Kondisi masih kuat, ngisi-ngisi lembar hologram juga masih bisa,” kata Ruswati seperti dilansir Satelitpost.com--jaringan Suara.com, Jumat (26/4/2019).

Saat di rumah, Ruswati merasakan sakit di bagian perut dan kembali mengalami pendarahan. Ruswati bergegas ke dokter untuk memeriksakan kondisi janinnya. Namun, dokter mengatakan sudah tidak ada tanda kehidupan pada janinnya.

"Katanya dokter karena kecapean," kata Ruswati.

Rabu (24/4/2019), Ruswati ke RSUD Goeteng untuk menjalani kuret. Sedih, dia tidak memiliki BPJS dan biaya juga tidak ditanggung oleh Komisi Pemilihan Umum.

Baca Juga: Sandiaga Buka-bukaan Isu Sudah Masuk PAN dan Punya KTA

“Kami biayain sendiri, enggak ada BPJS. Syukur-syukur ada perhatian dari pemerintah,” katanya lesu.

Load More