Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 17 Juni 2019 | 21:03 WIB
Suasana Kompleks Sunan Kuning Kota Semarang, Jawa Tengah. [Suara.com/Adam Iyasa]

"Katanya mau dibuat kampung kuliner, tapi di sini sebenarnya juga bisa dibuat penginapan. Itu banyak wisma yang kosong nantinya, atau tempat karaoke yang berizin," tukasnya.

Berbeda dengan ER, seorang wanita paruh baya, biasa disebut warga sekitar Mami Ela (52) asal Solo yang puluhan tahun menetap di Argorejo mengaku kaget mengenai rencana penutupan Sunan Kuning.

Perempuan yang mendirikan usaha salon dan butik di Komplek Argorejo itu justur baru mendengar kabar itu dari warga dan teman-temannya. Namun, dia menegaskan menolak penutupan kawasan yang menjadi ladang penghidupan keluarganya.

Mami Ela, pemilik usaha salon dan butik di Komplek Argorejo, Sunan Kuning Kota Semarang. [Suara.com/Adam Iyasa]

"Yang nyalon di sini banyak dari wanita-wanita penghibur di sini, juga pada beli dan sewa baju di butik," katanya.

Baca Juga: PSK Sunan Kuning Bakal Dapat Pesangon Rp 5,5 Juta Dari Pemkot Semarang

Dari penghasilan salon dan butiknya, baginya sudah cukup menopang ekonomi keluarganya. Menurutnya tak hanya dia yang akan ikut terimbas, warga lain otomatis yang berjualan juga akan ikut terkena dampak penutupan.

"Kan disini juga ada pemberdayaan bagi mereka untuk entas dari dunianya. Perlahan-lahan sajalah, harapan kita semua tetep buka dulu," ujarnya.

Dia juga berharap, dari program Pemkot Semarang yang akan memberikan pesangon kepada para PSk sebesar Rp 5,5 juta untuk tidak gegabah diberikan.

"Saya kira uang 5 juta bagi mereka buat apa, mau diapakan, lebih milih tetep bisa bekerja disini dulu, untuk ngumpulin modal, untuk usaha lainnya dan hidup lebih baik," tukasnya.

Selama ini, menurut Mama Ela, Komplek Sunan Kuning aman-aman saja, malah bisa menjadikan Kota Semarang terbebas dari para pekerja seks komersil yang liar bertebaran di jalan.

Baca Juga: Sunan Kuning Ditutup, Pengelola Resos: WPS Jangan Dibuat Sengsara

"Takutnya kalau ditutup malah mereka akan bertebaran kemana-mana dan mangkal di jalan-jalan di Kota Semarang. Jangan jadikan kota lebih 'kotor' lagi," tutupnya.

Load More