Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 02 Juli 2019 | 19:21 WIB
Ilustrasi babi hutan. [Shutterstock]

SuaraJawaTengah.id - Usai peristiwa penyerangan babi hutan yang menyebabkan tiga warga Desa Windujaya dan Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Jawa Tengah terluka, beberapa warga melakukan perburuan babi di sekitar lereng selatan Gunung Slamet.

Menjelang Selasa (2/7/2019) sore, beberapa warga bergegas memburu babi hutan tersebut. Sejumlah warga memanfaatkan senapan angin dan ada yang menggunakan bambu runcing atau tombak kayu.

Sementara itu, petugas dari Polsek Kedungbanteng bersama pihak terkait juga mengerahkan petugas untuk memburu babi hutan.

"Saat ini upaya kita sudah siap dengan masyarakat untuk menggiring babi hutan ke satu titik, dengan harapan kita bisa melakukan penembakan," kata Kapolsek Kedungbanteng AKP Priyono, Selasa (2/6/2019).

Baca Juga: Babi Hutan Ngamuk, Empat Warga Desa di Lereng Gunung Slamet Luka-luka

Serangan babi hutan yang menyebabkan empat warga setempat luka menjadi pembicaraan di kalangan warga setempat, lantaran sebelumnya tidak pernah terjadi serangan babi hutan ke manusia. Dengan adanya penyerangan tersebut, banyak warga yang menjadi takut.

Seperti dikemukakan Warga Desa Windujaya, Edi Maryanto. Ia mengatakan, babi hutan yang sudah mengamuk itu penting untuk segera ditangkap.

"Celeng (babi hutan) harus segera ditangkap. Karena beberapa warga jadi takut ke kebun. Takutnya menyerang warga lagi," kata Edi.

Bagi warga setempat, lanjut Edi keberadaan babi hutan di lereng Gunung Slamet sebenarnya bukan hal baru.

"Babi itu sudah sering menyerang tanaman. Tapi untuk yang menyerang orang, di sini baru," kata dia.

Baca Juga: Ngeri, Wanita Ini Diseruduk Babi Hutan Saat Hendak Naik Kereta

Untuk diketahui, sebanyak empat warga di Desa Windujaya dan Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2019), mengalami luka-luka akibat serangan babi hutan.

Load More