Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 24 Juli 2019 | 15:26 WIB
Seorang penyandang disabilitas membubuhkan cap tangan saat Jambore Kader Penggerak Desa Inklusi di Sukoharjo, Rabu (24/7/2019). [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJawaTengah.id - Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) mempunyai 62 desa inklusi atau ramah difabel. Jumlah ini hampir separuh dari jumlah total desa yang ada di Kabupaten Sukoharjo yakni 150 desa.

Keberadaan desa ramah difabel tersebut menjadikan Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah satu-satunya di Indonesia yang memiliki desa inklusi. Keberadaan desa inklusi ini mendapat apresiasi dari Kementerian Pedesaan, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Kepala Subdirektorat Kesejahteraan Masyarakat dari Direktorat Pelayanan Sosial Dasar Ditjen PPMD Kemendes PDTT Ibrahim Ben Bella Bouty mengatakan keberadaan desa inklusi di Sukoharjo ini akan menjadi percontohan di daerah lain.

"Ini akan menjadi desa model atau percontohan di daerah lain. Selama ini dukungan pemerintah daerah terkait keberadaan desa inklusi ini sangat besar. Seperti dalam menyiapkan sarana dan prasarananya," kata Ibrahim saat menghadiri Jambore Kader Penggerak Desa Inklusi Sehati, Sukoharjo, di Desa Jatisobo pada Rabu (24/7/2019).

Baca Juga: Miris, Dokter Penyandang Disabilitas Ini Dibatalkan Jadi ASN

Keberadaan Desa Inklusi, lanjut Ibrahim, sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap para penyandang disabililitas. Hal ini juga sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang Desa nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

"Di dalam Undang Undang tersebut dijelaskan untuk peningkatan kapasitas, peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan," ucapnya.

Anggota Perkumpulan Difabel Sehati Sukoharjo, Edi Supriyanto menyebut sampai saat ini di Sukoharjo sudah ada 62 desa inklusi. Jumlah ini diharapkan terus bertambah dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah.

"Kami juga mendorong daerah lain untuk hadirnya desa inklusi. Dan saat ini kami juga tengah menyusun draf untuk Perbup yang mengatur mengenai inklusi. Tidak hanya penyandang disabilitas saja," katanya.

Edi menambahkan perlu juga desa inklusi bidang sosial, Orang dengan HIV/Aids (Odha), penghayat kepercayaan dan yang lainnya.

Baca Juga: Melihat Lapak Pedagang Disabilitas

"Sehingga semuanya bisa terwadahi dan mampu untuk mendukung pembangunan di desa," katanya.

Kontributor : Ari Purnomo

Load More