SuaraJawaTengah.id - Kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah (Jateng) cukup dikenal dengan keberadaan ribuan sapinya.
Dahulu, sapi-sapi yang dilepasliarkan di kawasan tersebut bisa dibilang cukup diminati oleh para pembeli, bahkan saat momen menjelang Idul Adha seperti saat ini.
Banyak warga dari berbagai daerah yang datang untuk membeli. Tidak hanya di wilayah Jawa Tengah. Bahkan, tidak sedikit pembeli dari wilayah Jawa Timur yang juga datang untuk membeli sapi-sapi dari TPA Putri Cempo.
Tetapi, seiring berjalannya waktu peminat sapi TPA Putri Cempo terus menurun. Warga menyebut, salah satu penyebabnya adalah santernya pemberitaan yang menyebut bahwa sapi-sapi pemakan sampah di TPA mengandung logam berat atau timbal.
Seorang warga setempat, Marso (60) menceritakan sebelum santernya pemberitaan tersebut peminat sapi di TPA Putri Cempo cukup tinggi.
"Kalau menjelang Idul Adha seperti ini banyak yang datang membeli. Tetapi, semenjak diberitakan kalau sapi kami mengandung timbal harganya anjlok. Bahkan sekarang sudah sepi peminat," ungkapnya saat ditemui Suara.com di rumahnya, Kamis (8/8/2019).
Padahal, Marso mengatakan, meski setiap hari memakan sampah, kondisi sapi tetap sehat. Bahkan, ia juga sempat mengambil sampel darah salah satu sapi dan mengujikan ke laboratorium.
"Hasilnya juga tidak ada kandungan timbal atau logam berat. Jadi sebenarnya sapi-sapi di sini itu sehat dan layak konsumsi. Dagingnya bagus dan tidak berair," kata Marso.
Marso paham benar dengan kondisi di kawasan TPA. Terlebih dengan kondisi sapi-sapi pemakan sampah di TPA Putri Cempo. Marso dulunya juga sempat bekerja sebagai operator alat berat di TPA.
Baca Juga: Terindikasi Mengandung Timbal, Daging Sapi TPA Putri Cempo Malah Digemari
"Dulu ada ribuan sapi yang dilepasliarkan di TPA. Sapi-sapi itu dibiarkan mencari makan sendiri itu menyampaikan, saking banyaknya sapi, sering sapi mati karena terkena alat berat," katanya.
Kata Marso, sapi-sapi itu dilepaskan usai subuh kemudian menjelang petang, sapi-sapi akan kembali ke kandangnya sendiri-sendiri.
"Saya dulu punya 40 ekor sapi yang juga saya lepaskan. Sering juga sapi mati kena alat berat, tapi ya mau gimana lagi. Sapinya, juga tidak takut saat ada alat berat mendekat," ucapnya.
Anjloknya harga sapi memaksa Marso mengganti cara pemeliharaan. Dia tidak lagi melepasliarkan sapi-sapinya. Melainkan merawatnya di kandang seperti sapi pada umumnya.
"Harga sapi yang dirawat di kandang dan dilepaskan di TPA juga berbeda jauh bahkan sampai Rp 5 juta. Ya gara-gara ada anggapan mengandung timbal itu mungkin," katanya.
Untuk diketahui, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispertan KPP) pernah melakukan pemeriksaan dan penelitian terhadap sapi-sapi yang ada di TPA tersebut. Dan hasilnya, sapi-sapi tersebut diketahui mengandung timbal atau logam berat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial