Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 20 Agustus 2019 | 20:48 WIB
Pemasangan spanduk bertuliskan penolakkan tamu di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. (Suara.com/Dimas).

Rencananya dalam waktu dekat masih di Agustus ini akan diadakan pentas seni dari semua warga pendatang yang mukim di lingkungannya. Diantaranya ada dari Papua, NTT, Riau, Jambi dan lainnya.

"Dulu itu semua ikut acara kalau ada agenda di kampung sini, kita akan kembali hidupkan suasana itu, nanti kita gelar di lapangan kompleks sini," katanya.

Sebagai mantan ketua RW IV, Maryanto mengimbau penghuni asrama west Papua untuk tenang dan tidak takut atas kejadian kemarin. Kembali pada proses belajar seperti mahasiswa lainnya.

"Kembali ke rutinitas belajar, kuliah, nanti kalau sudah pintar, lulus bisa kembali ke Papua untuk membangun dan mensejahterakan daerahnya," pintanya.

Baca Juga: Muncul Spanduk di Asrama Mahasiswa Papua: Siapa pun yang Datang Kami Tolak!

Dia juga berharap mahasiswa yang saat ini menghuni asrama bisa lebih terbuka dengan masyarakat, sebagaimana seniornya terdahulu. Bahwa semua orang yang ada di lingkungannya adalah warga negara Indonesia, bisa bergaul bersama masyarakat, mengikuti dan menghormati adat budaya setempat.

"Tirulah senior kalian, dulu itu mereka sangat guyub, mau main pentas seni daerahnya saat ada acara di sini. Namanya pendatang juga harus izin selama 1x24 jam tinggal, tak hanya izin nama saja tapi juga identitas," katanya yang sudah mendata 18 penghuni asrama saat insiden kemarin.

Kontributor : Adam Iyasa

Load More