SuaraJawaTengah.id - Warisan disebut menjadi pemicu aksi pembunuhan keluarga yang mayatnya dikubur di belakang rumah Misem di Dusun Karanggandul Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengungkapkan, pembunuhan diawali cekcok terkait penggunaan lahan milik orang tua yang akan jadi waris yakni, lahan milik Misem di wilayah tersebut seluas 22 ubin.
“Lahan 22 ubin saat ini akan jadi hak waris anak-anak Misem. Tapi di antaranya sudah digunakan oleh saudari Saminah untuk bangun rumah,” kata Bambang, Selasa (27/8/2019).
Rumah Minah sendiri berada di samping rumah Misem. Rumah tersebut dihuni bersama ketiga anaknya.
Baca Juga: Temuan Tengkorak di Banyumas, Korban dan Pelaku Masih Anak Cucu Misem
“Dari keterangan tersangka, itu kemudian menimbulkan kecemburuan,” kata dia.
Sementara itu, suatu ketika ada pihak bank datang dan mendokumentasikan dengan foto. Di mata Minah, seolah-olah lahan itu akan diagunkan oleh saudara kandungnya.
“Kondisi itu memicu kemarahan dari saudari Saminah dan keluarga,” kata dia.
Saminah bersama saudara kandungnya yang akhirnya menjadi korban, semula juga sering cekcok. Dalam cekcok itu, Saminah kerap dipojokkan oleh adik dan kakanya.
Saat cekcok dan dipojokkan itu, kerap dilihat oleh anak-anak Minah.
Baca Juga: Selain Terikat Tali, Satu Tengkorak Alami Luka Akibat Benturan Benda Tumpul
“Sehingga ketika (anak-anak Minah) besar ikut terlibat dan merasa harus membela ibunya. Sehingga mereka mengambil langkah untuk membunuh,” kata Bambang lagi.
Sebelumnya, Misteri identitas empat tengkorak yang ditemukan di belakang rumah Misem, masuk Dusun Karanggandul RT 7 RW 3 Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berikut teka-teki siapa pelakunya, akhirnya terungkap. Korban dan pelaku merupakan anak-cucu dari Misem.
Korban yang ditemukan sudah menjadi tengkotak itu adalah anak Misem yang tinggal serumah, masing-masing Supratno (Ratno), Sugijono (Yono), dan Heri Sutiawan (Heri).
Satu korban lainnya, yakni Vivin Dwi Loveana, merupakan anak kandung dari Supratno, atau cucu Misem.
Sedangkan tersangka pembunuhan, adalah keluarga Mimin Saminah (Minah). Masing-masing Minah itu sendiri dan ketiga anaknya, Sania Roulita, Irvan Firmansyah (Ifan) dan Achmad Saputra (Putra).
Minah merupakan anak dari Misem dan adik kandung dari Supratno. Rumah keluarga Minah tinggal di sebelah rumah Misem, yang lahannya masih milik Misem.
Kasus itu mulai terungkap saat tetangga Misem, Rasman sedang membersihkan kebun di belakang rumah Misem. Namun saat sedang mencangkul, Rasman menemukan tengkorak manusia dan kain di dalam tanah.
Kontributor : Teguh Lumbiria
Berita Terkait
-
Warga Tambun Bekasi Geger, Ada Temuan Tengkorak Manusia Telentang Di Kawasan Grand Wisata
-
Hilang 3 Bulan, Iis Ditemukan Sudah Menjadi Tengkorak di Hutan
-
5 Arti Emoji Tengkorak, Jarang yang Tahu!
-
Instalasi Ribuan Makam dan Tengkorak di Peringatan 26 Tahun Reformasi
-
Jazz Gunung Slamet 2024: Perkuat Pertumbuhan UMKM di Wanawisata Baturraden
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis