SuaraJawaTengah.id - Pasangan suami istri asal Desa Bulusari Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Dwi Nur Hanifah (34) dengan Bustamyajid (43) tengah merasakan kebahagiaan tak terkira. Pasangan yang sama-sama berprofesi sebagai tenaga pendidik ini baru saja dikaruniai tiga anak kembar laki-laki.
Dwi Nur Hanifah melahirkan tiga anak secara normal di RSUD Majenang, pada Sabtu (14/9/2019) pada pukul 11.45 WIB. Proses persalinannya relatif cepat, karena jedanya hanya berkisar enam menit.
Dwi mengaku sudah mengetahui akan melahirkan anak kembar sejak usia dua bulan kehamilan, hasil pemeriksaan di klinik Sidareja.
“Waktu masih hamil dua bulan ketahuan kembar dua. Waktu tiga bulan ketahuan tiga,” kata Dwi ditemui Suara.com di RSUD Majenang, Minggu (15/9/2019).
Awalnya, Dwi sempat kaget dan ada kekhawatiran. Karena pengalaman dua kali melahirkan sebelumnya tidak pernah kembar. Apalagi ketika mengacu pada orang tua, baik dari keturunan ayah atau ibu, tidak satupun yang pernah melahirkan bayi kembar.
Sebelumnya, Dwi sudah punya dua anak dan dua kali persalinan. Anak pertama namanya Adam (12), dan anak kedua Ibrohim (8).
“Jadi ini anak ketiga, keempat dan kelima. Kebetulan semuanya laki-laki,” kata dia.
Dwi pun merasakan perbedaan yang cukup kentara, di tengah kehamilan anak kembar. Saat hamil anak pertama dan kedua, ia lebih leluasa dalam beraktivitas.
“Kalau yang kemarin (hamil kembar) lebih repot, terutama buat jalan,” kata guru di sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di desanya ini.
Baca Juga: Nenek 73 Tahun Lahirkan Sepasang Bayi Kembar
Selain itu, bobot badan Dwi terasa lebih berat. Bahkan dibanding hamil sebelumnya, itu lebih berat dan sampai bengkak.
“Tadinya sempat khawatir, tapi kemudian mantap melahirkan normal. Apalagi dokter menyatakan saya dan bayi sehat dan diperbolehkan lahir normal,” kata dia.
Kekhawatiran juga dirasakan suami Dwi, Bustamyajid. Karena dalam masa kehamilan, Dwi lebih repot dan susah walau hanya untuk berjalan.
“Selama mengandung memang (Dwi) jalannya susah, bobot lebih berat jadi memang butuh perhatian lebih dari saya,” kata Bustamyajid yang berprofesi sebagai guru MI Maarif Gandrungmangu tersebut.
Namun demikian, ia tidak pernah mendapatkan keluhan berlebih dari istrinya. Bahkan, meskipun tengah hamil kembar, Dwi tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
“Sehari-hari tetap ngajar, walaupun lebih santai,” kata Bustamyajid mengaku terharu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial