Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Senin, 07 Oktober 2019 | 11:02 WIB
Siswa SD pakai masker akibat kebakaran di TPA Putri Cempo Solo. (Suara.com/Ari Purnomo)

SuaraJawaTengah.id - Sudah tiga bulan berlalu, kebakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah belum juga padam. Sebaliknya, kebakaran yang terjadi justru merembet ke kawasan lain atau di sisi timur.

Sampai saat ini petugas masih berupaya untuk memadamkan kebakaran yang melanda kawasan gunungan sampah itu. Kebakaran yang terjadi tidak hanya berdampak pada wilayah Solo, tetapi juga di wilayah Karanganyar.

Sebabnya, lokasi TPA Putri Cempo berada di perbatasan antara Solo dengan Karanganyar. Selain pemukiman, kebakaran sampah juga mengganggu kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah yang ada tidak jauh dari TPA.

Salah satunya di SD Negeri 02 Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar.

Baca Juga: Sapi TPA Putri Cempo Disebut Mengandung Timbal, Permintaan Langsung Anjlok

Salah satu guru SDN 02 Plesungan, Tiyono (54) mengatakan, dampak kebakaran sangat dirasakan. Terutama saat angin berembus ke utara, mengingat letak sekolah cukup dekat dengan TPA lebih kurang satu kilometer.

"Kalau pas angin berembus ke utara sini dampak asap sangat dirasakan. Bahkan, kalau sudah parah para siswa diwajibkan mengenakan masker," ujar Tiyono saat ditemui Suara.com, Senin (7/10/2019).

Menurut Tiyono, saat ini sekolah sudah menyiapkan banyak masker untuk mengantisipasi dampak kebakaran TPA. Mengingat, dampak ini tidak bisa diprediksi karena mengikuti arah angin.

"Tidak bisa dipastikan kapan asap sampai ke sekolah, ya bergantung anginnya juga. Kalau lagi berembus ya bisa sangat parah, sudah lebih kurang dua bulan ini kami merasakan dampak kebakaran ini," kata Tiyono.

Tidak hanya para murid saja yang mengenakan masker, para guru yang mengajar pun juga mengenakan masker.
Dari pengalaman Tiyono, kebakaran yang terjadi memang belum separah sebelumnya.

Baca Juga: Terindikasi Mengandung Timbal, Daging Sapi TPA Putri Cempo Malah Digemari

"Tetapi kami tetap melakukan antisipasi, dari pengalaman kebakaran yang terjadi sebelumnya ada siswa yang sampai sakit," katanya lagi.

Ia berharap, kebakaran yang terjadi bisa segera dipadamkan. Mengingat, saat ini kondisinya cukup mengganggu kegiatan belajar mengajar para siswa.

Kebakaran sampah di TPA Putri Cempo pun membuat tidak sedikit warga yang terpaksa mengungsi lantaran tidak kuat dengan pekatnya asap dari sampah yang terbakar tersebut.

Salah seorang warga Ketekan RT 8 RW 9, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Ambar (34) mengatakan, dampak kebakaran sampah cukup dirasakan oleh warga sejak beberapa minggu terakhir. Sehingga, warga pun sangat terganggu saat beraktifitas sehari-hari.

"Banyak yang mengungsi ke rumah saudara. Termasuk saya dan keluarga juga mengungsi ke rumah bude di tempat yang tidak begitu terdampak," terang Ambar.

Dampak kebakaran begitu dirasakan mulai sore hari sampai malam hari. Biasanya, asap kebakaran sampah mulai masuk ke pemukiman pukul 16.00 WIB. Sehingga, warga menjadi sangat terganggu.

"Selain susah bernapas, disini juga banyak anak-anak jadi mau tidak mau harus mengungsi. Kemarin, ada balita yang harus masuk ke rumah sakit karena asap ini. Anak saya juga batuk-batuk terus," imbuh Ambar.

Warga pun khawatir dampak kebakaran ini bisa berakibat parah bagi kesehatan warga yang tinggal tepat di utara TPA.

"Jarak rumah kami dengan TPA kurang dari 500 meter. Jadi kalau terbakar sangat terasa dampaknya, dan ini menjadi yang terparah dibandingkan kebakaran sebelumnya," ucapnya.

Hal yang sama disampaikan, Putut Handoko (34). Warga yang tinggal di Sulurejo RT 6 RW 9, Plesungan ini mengaku khawatir dengan kesehatan anaknya. Mengingat, asap yang masuk ke pemukiman sangat pekat dan membuat susah bernapas.

"Kalau bagi orang dewasa mungkin sudah biasa. Tapi kalau untuk anak-anak kan kasihan, jadi ya kami berharap kebakaran ini bisa segera ditangani," tuturnya.

Kontributor : Ari Purnomo

Load More