SuaraJawaTengah.id - Bau menyengat yang bersumber dari mengeringnya Sungai Kaliyasa terhirup saat melintas di Jembatan Menceng, Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Kamis (7/11/2019). Bau tersebut menurut warga sekitar bantaran sungai sudah dirasakan menahun.
Seorang Warga Kelurahan Cilacap Ngatino (51) mengaku bau yang terhirup sudah sangat mengganggu.
"Bau menyengat tersebut sudah sangat mengganggu. Mungkin karena adanya sampah kiriman yang mandek karena sungai mengering jadi penyebabnya," kata Ngatino sembari membetulkan jaring ikan yang akan digunakan untuk melaut.
Selain itu, Ngatino yang bekerja sebagai nelayan juga merasakan dampak lainnya, yakni tidak bisa menepikan perahu sampai depan rumahnya yang berada di tepi sungai tersebut.
"Sekarang harus parkir perahu di PPSC yang jaraknya setengah kilometer. Saya harus jalan dahulu kesana. Jadi, selain merugikan karena baunya, juga merugikan secara perekonomian karena sedimentasi. Sekarang saya harus ojek gerobak untuk membawa solar dan peralatan melaut dengan biaya Rp 40 ribu untuk bolak-balik," ungkapnya.
Menurutnya setiap tahun, dia selalu mengikuti rapat di KUD Minosaroyo tempatnya bernaung dan kerap membahas permasalahan sedimentasi.
"Mungkin jalan satu-satunya dikeruk, mas. Jika dikeruk kan air bisa mengalir jadi mungkin tidak bau dan perahu saya bisa bersandar di depan rumah. Karena sudah 15 tahun saya harus menjalani aktivitas seperti ini," lanjutnya.
Senada dengan Ngatino, Minangsih (51) juga menceritakan kenangan masa kecilnya saat kondisi Sungai Kaliyasa belum dangkal dan menimbulkan bau menyengat seperti saat ini.
"Dahulu zaman saya kecil di sini sungainya bagus. Bawahnya pasir bukan lumpur seperti saat ini. Jadi bisa bermain di sungai. Sekarang sampahnya banyak, kiriman dari hulu, ada berupa popok bayi, pembalut wanita, dan plastik. Jadi tidak indah. Apalagi kalau terkena hujan baunya sangat luar biasa. Karena dari dalam kan menguap," katanya.
Baca Juga: Sudah Seminggu, Nelayan Cilacap Tak Melaut Akibat Gelombang Tinggi
Menurut Minangsih, potensi sungai tersebut jika dijadikan lokasi wisata sebenarnya sangat bagus. Apalagi termasuk berada di wilayah kota.
"Bayangkan kalau sungai ini masih jernih. Mungkin sangat bagus untuk tempat wisata tentunya. Bisa menguntungkan perekonomian sekitar juga," lanjutnya.
Ia berharap agar pemerintah lebih serius untuk menangani bau menyengat tersebut. Karena bakal banyak warga yang diuntungkan jika sungai tersebut bersih dan tidak banyak sampah.
Kontributor : Anang Firmansyah
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota