Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 15 November 2019 | 20:37 WIB
Sejumlah pelajar Papua yang kembali ke Semarang mengaku terprovokasi ajakan pulang ke Papua di Pressroom Propinsi Jateng, Jumat (15/11/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

SuaraJawaTengah.id - Sejumlah pelajar asal Papua yang beberapa waktu lalu pulang ke provinsi di ujung timur Indonesia tersebut mengaku kecewa dengan ajakan kembali ke kampung halamannya saat terjadi gejolak diskriminasi beberapa waktu lalu.

Mereka yang terlanjur kecewa saat tiba di Papua, akhirnya kembali memutuskan balik ke Semarang untuk melanjutkan studinya di Kota Semarang. Hal tersebut disampaikan sejumlah warga Papua mendatangi wartawan di ruang pressroom Provinsi Jawa Tengah, Jumat (15/11/2019).

"Saya kecewa, termakan isu tidak aman di Semarang bagi warga Papua. Saya sempat pulang ke Papua," kata Anderson Natkime, pelajar asal Timika.

Dia bercerita, ajakan pulang ke Papua diperolehnya dari media sosial yang gencar memprovokasi warga Papua yang ada di perantauan. Apalagi saat dia melihat kejadian yang terjadi di Jawa Timur.

Baca Juga: Wamena Rusuh Lagi, Dipicu Hoaks Rasisme

"Sampai Timika, saya diterima sekolah di Timika tapi cuma tiga hari," kata pelajar kelas XII ini.

Hanya mengenyam tiga hari, Anderson mengaku memutuskan kembali ke Semarang lantaran terkendala kartu ujian kelulusan. Pihak sekolah di Semarang tidak bisa mengirim kartu ujian di sekolah barunya tersebut.

"Awalnya juga tidak pengin pulang, tapi melihat ada kawan yang pulang jadi ikutan. Dan benar ternyata kondisi di Timika masih aman saja," katanya.

Dia juga mengakui, jika kondisi keamanan warga Papua di Semarang maupun Jawa Tengah sebenarnya kondusif. Karenanya, dia memutuskan kembali ke Semarang.

"Saya akui saya termakan isu. Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucapnya.

Baca Juga: Polisi Sebut Kerusuhan di Wamena Dipicu Hoaks Rasisme

Hal sama juga diungkap Susan Marice, dia tahu betul jika kondisi di Semarang aman bagi warga Papua. Karenanya dia tidak memutuskan untuk pulang ke Papua.

Load More