Pebriansyah Ariefana
Selasa, 10 Maret 2020 | 13:35 WIB
Bima Risky Maulana. (Ayobatang)

SuaraJawaTengah.id - Bima Risky Maulana lahir dengan keadaan tak sempurna. Enam bulan lalu, Bima Risky Maulana lahir dengan keadaan bibir sumbing, jantung bocor dan mempunyai 6 jari di tangan kanan.

Bima Risky Maulana anak kedua dari pasangan Pujiyanto (40) dan Umi Latifah (30). Selain jantung bocor, mata kiri Bima Risky Maulana mengalami retina ganda

Ayobatang.com (jaringan Suara.com) sempat berkunjung ke rumahnya yang beralamat di Dukuh Legoksari RT 6 RW 6 Kelurahan Proyonanggan Tengah Kecamatan Kabupaten Batang, Selasa (10/3/2020). Memasuki kamar Bima Risky Maulana, kru mendapati mainan bayi selayaknya yang ada di kamar bayi pada umumnya.

Ada empat tabung oksigen ukuran 6 kubik dengan panjang sekira 1,5 meter dengan diameter sekira 30 sentimeter di pojok kamar. Di sisi pinggir kasur tampak pula compressor nebulizer atau alat terapi pernapasan.

Tidak ada tawa renyah bayi, atau tangis manja seorang bayi karena lapar. Yang ada hanya suara nafas Bima yang tersengal-sengal berjuang hidup dengan masker oksigen dan selang yang ada di mulutnya. Disertai tangis kesakitan, musabab berjuang melawan getirnya hidup sedini itu.

"Bima ketika berusia dua bulan divonis dokter mengalami jantung bocor sekira 3 sampai 4 mili, paru-parunya juga mengalami infeksi," tutur Pujiyanto.

Setelah lahir di rumah bidan lanjutnya, Bima memang langsung dirujuk ke rumah sakit daerah di Batang selama seminggu di rawat karena kondisi tersebut.

"Bima bernafas memang tergantung oksigen, jika oksigen dilepas dia akan mengalami sesak nafas dan kulit jadi membiru," kata Pujiyanto.

Dalam sehari paling tidak satu tabung ukuran 6 kubik habis dihirup Bima. Ada kalanya sebelum satu hari oksigen di tabung sudah habis. Selain itu, Bima juga harus mengonsumsi obat jantung dan obat paru-paru.

Baca Juga: Klep Jantung Bocor, BJ Habibie Semangat Jalani Pemeriksaan

"Tidak tentu tergantung rewel atau tidak, kalau sering rewel belum ada 24 jam sudah habis, sebaliknya kalau dia tenang maka tabung bisa seharian," jelasnya.

Pujiyanto menceritakan kejadian awal Bima divonis jantung bocor waktu tersedak saat minum air susu lewat selang, ketika itu Bima baru saja diimunisasi. Setelah itu Bima mengalami panas tinggi sehingga dibawa ke RSUD Kalisari Batang.

Dokter anak di rumah sakit tersebut memprediksi dia terkena kelainan jantung sehingga harus dirawat hingga 10 hari.

Berhubung tidak ada perkembangan, lantas dari pihak RSUD merujuk Bima ke RSUP Kariadi Semarang. Dalam perjalanan ke Rumah sakit tersebut, Bima sempat mengalami sesak nafas selama perjalanan sampai di RSUP, Bima langsung dibawa ke IGD.

Di IGD selama dua hari, pindah ICU anak 10 hari, selama perawatan itulah Bima divonis penyakit jantung bocor dan infeksi paru, terangnya. Selepas keluar dari RSUP Kariadi pada 20 Januari 2020, seharusnya Bima kontrol rutin kembali namun sampai saat ini, Pujiyanto belum membawa Bima ke sana lagi karena terkendala biaya. Pujiyanto juga trauma di perjalanan takut Bima mengalami sesak nafas di perjalanan seperti kali pertama dibawa RSUP Kariadi.

"Ingin sekali memeriksakan Bima ke Kariadi karena ingin tahu hasil ikhtiar kami selama empat bulan ini terutama kondisi bocor di jantung dan infeksi paru apakah sudah membaik," terangnya.

Load More