SuaraJawaTengah.id - Pedagang Pasar Langon Tegal mengeluhkan kebijakan Pemkot Tegal yang memberlakukan lockdown atau karantina wilayah. Lantaran sampai saat ini, tidak ada jaminan bagi para pedagang bisa mendapatkan nafkah untuk keluarga mereka.
Pedagang Pasar Langon Sunarto mengatakan, sejak ada rencana lockdown lokal oleh Pemkot Tegal, dagangannya menjadi sepi. Jarang pembeli yang membeli dagangannya karena takut Virus Corona.
"Saya itu sebenarnya takut kalau terinfeksi Virus Corona. Namun saya hanya penjual sayur. Bekerja hari ini untuk makan hari ini," jelasnya kepada Suara.com, Minggu (29/3/2020).
Menurutnya, bagi pekerja kantoran yang mempunyai uang simpanan dan digaji rutin setiap bulan tidak akan masalah. Namun, jika dibandingkan dengannya yang berprofesi sebagai penjual sayuran tidak dapat disamakan.
Baca Juga: Ganti Istilah Lockdown Jadi Isolasi Wilayah, Wali Kota Tegal Tutup 49 Jalan
"Kalau yang punya simpanan dan orang kantoran tidak masalah kalau lockdown lokal. Kalau kami? mau makan apa keluarga kita? Tidak hanya makan, kebutuhan sehari-hari seperti peralatan mandi, susu, listrik dan bayar kredit kendaraan siapa yang bayar?" katanya.
Untuk itu, ia mendesak kepada Pemkot Tegal agar ikut memikirkan nasib mereka. Menurutnya, jika memang terpaksa harus di rumah, mesti ada konpensasi dan jaminan agar keluarga bisa hidup dan tidak ditagih listrik.
"Kalau tidak ada kompensasi dan jaminan terus mau gimana? Kita hanya mengandalkan jualan untuk hidup," paparnya.
Sampai hari ini, ia belum mendengar kejelasan soal lockdown lokal yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Tegal. Kejelasan nasibnya masih menjadi tanda tanya yang besar.
"Saya hanya mohon kepada pemerintah agar memikirkan nasib kami sebagai rakyat kecil."
Baca Juga: Persiapan Penutupan Jalan Masuk ke Kota Tegal
Untuk diketahui, Pemkot Tegal tetap memberlakukan local lockdown pada 30 Maret 2020 sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Hanya saja, istilah local lockdown diganti dengan istilah 'Isolasi Wilayah atau 'Isolasi Terbatas'.
Berita Terkait
-
Warteg Lewat, Ini 7 Kuliner Khas Tegal yang Cuma Ada saat Lebaran
-
Pedagang Pasar Khawatir Omzet Bisa Anjlok Gegara Kebijakan Kemasan Rokok Polos
-
Menko Zulhas Dianggap Gagal Total MinyaKita Disunat, Pedagang Pasar Murka dan Tuntut Pertanggungjawaban
-
Sukatani Guncang Tegal! Konser Perdana Usai Viral Berakhir Meriah: Berkat Solidaritas Kawan-kawan
-
Pedagang Pasar Menjerit ke Prabowo Pendapatannya Bisa Anjlok Imbas Aturan Kemasan Rokok Polos
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025