Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 21 April 2020 | 13:12 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Antara)

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Kabupaten Demak dan Kabupaten Kendal bersiap menerapkan Pembatasan Status Berskala Besar (PSBB). Meski PSBB hanya disebagian kecamatan yang berdampingan dengan Kota Semarang.

Kendal dan Demak diminta menyesuaikan terhadap rencana PSBB corona di Kota Semarang. PSBB di Kota Semarang guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.

"Ada usul yang sangat bagus dari Pak Wali Kota (Semarang) tadi. Usulnya agar berbicara dengan daerah sekitar, utamanya seperti Demak dan Kendal. Kalau Semarang PSBB, daerah itu juga, gak semua area, minimal beberapa kecamatan di Kendal dan Demak,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa (21/4/2020).

Saat ini Pemkot Semarang masih melakukan perhitungan apa saja yang perlu disiapkan untuk penerapan PSBB terkait dengam kesiapan Kota Semarang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, transportasi, dan lain-lain.

Baca Juga: Gegara Pandemi Covid-19, Dokter Erlina Jadi Tak Punya Waktu Dampingi Anak

"Yang Semarang kita 'warning' berkali-kali agar masyarakat untuk bantu soal itu. Kalau PSBB, anda semua akan mengalami situasi tidak nyaman, maka ayo tolong cegah bareng bareng," ujarnya.

Menurut Ganjar, penerapan PSBB memang bukan satu-satunya jalan mengantisipasi pencegahan meluasnya penyebaran COVID-19 karena sebelumnya pemerintah mengimbau masyarakat melakukan pembatasan sosial dan pembatasan fisik.

Selain itu, kata dia, PSBB bisa diterapkan jika suatu daerah mengalami tren atau peningkatan kasus positif COVID-19 yang tinggi, sedangkan di Kota Semarang saat ini jumlah kasus positif virus Corona telah mencapai angka 128 atau sekitar 36,4 persen dari total kasus di Jateng.

"Sebisa mungkin PSBB itu kita tahan. Tapi, bagi daerah yang peningkatan signifikan ya PSBB harus disiapkan," katanya.

Dibandingkan dengan penerapan PSBB, Ganjar mengaku lebih setuju dengan cara desa dalam menangani persebaran COVID-19.

Baca Juga: Soal Kans Balik ke Red Bull, Begini Respons Si Musang Madu

Ia mencontohkan ada suatu kampung di Semarang yang melakukan isolasi secara mandiri, dengan melakukan pembatasan warganya untuk berkeliaran.

"Saat hari pertama dan kedua banyak yang protes. Hari ketiga sistem pasar untuk memenuhi kebutuhan warganya datang sendiri. Konsep inilah yang harus diterapkan. Desa itu mengajarkan kita untuk gotong royong, gugur gunung, kerik deso, dan lumbung pangan. Kalau konsep ini diterapkan, PSBB bisa dihindari," ujar Ganjar. (Antara)

Load More