SuaraJawaTengah.id - Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang belakangan diajukan beberapa kota di Indonesia ternyata tak membuat Ibu Kota Jawa Tengah, Semarang mengajukannya kepada Gubernur dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Bahkan, Wali Kota Semarang Hendrar Priadi menolak konsep tersebut diberlakukan di wilayahnya.
"Sudah kami rapatkan Perwalkot pembatasan wilayah non PSBB, dengan model Jogo Tonggo. Senin kita berlakukan. Dasarnya semangat kondisi tanggap bencana, yang nanti akan mengatur tempat kerja, usaha, pendidikan, dan kegiatan masyarakat,” katanya seperti dilansir Solopos.com-jaringan Suara.com pada Jumat (24/4/2020).
Hendi, sapaan Hendrar Priadi, menjelaskan konsep Jogo Rogo merupakan gerakan pencegahan penularan Covid-19 berbasis masyarakat. Gerakan tersebut, lanjut Hendi, dilakukan warga di tiap rukun warga (RW), sebagai tindak lanjut sikap Wali Kota menolak PSBB di Semarang.
Baca Juga: Sejumlah Kendaraan di Pintu Keluar Tol Jagorawi Masih Langgar Aturan PSBB
Pemberlakuan Jogo Tonggo, kata Hendi, dipersilakannya kepada kelurahan untuk melakukan karantina wilayah dengan portal, bambu maupun peralatan lain.
"Saat ini, kami juga sudah melaksanakan sistem lumbung pangan kelurahan, meskipun basis kegiatannya ada di tingkat RW. Tapi ini sudah ready," katanya.
Disebut Hendi, pemberlakuan Jogo Tonggo akan mendapat dukungan penuh dengan keberadaan pos pantau. Saat ini, total ada 16 pos pantau yang disiapkan Pemkot Semarang. Nantinya di tiap pos pantau akan dijaga tiga tim patroli.
“Kita menaruh 16 pos pantau, 8 pos ditaruh di perbatasan dengan wilayah lain. Delapan pos pantau di kota. Setiap pos pantau ada tiga tim patroli, anggotanya TNI-Polri, Dishub, Satpol PP dan tenaga kesehatan. Total ada 48 tim patroli,” katanya.
Jogo Tonggo, lanjut Hendi, akan diberlakukan mulai Senin (27/4/2020). Namun sebelum diberlakukan, Pemkot Semarang akan melakukan persiapan dan sosialisasi ke masyarakat.
Baca Juga: Langgar PSBB, Sejumlah Pengemudi Disetop di Pintu Keluar Tol Jagorawi
Lebih lanjut, Hendi berharap konsep tersebut bisa menurunkan laju penyebaran Covid-19 di Semarang.
Berita Terkait
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
-
Periksa Anggota DPRD Kota Semarang, KPK Cecar Soal Pengaturan Lelang di Pemkot
-
Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang, KPK Harapkan Kehadiran Wali Kota Semarang Mbak Ita Besok
-
Pinjam Kantor Polisi, KPK Hari Ini Periksa Anak Buah Walkot Semarang Ita, Ini Nama-namanya!
-
Pasca Penggeledahan, KPK: Pemeriksaan Saksi Kasus Semarang Pekan Depan
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?