SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kota Solo akan mengkarantina sekitar masjid di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah. Di sana jadi sumber penularan virus corona dari jamaah tarawih.
Pemkot Solo tidak akan menutup masjid itu. Ini berdasarkan kesepakatan rapat dengan pejabat kelurahan dan warga. Sehingga warga tidak dilarang untuk sholat berjamaah di sana.
Sekda Solo Ahyani mengatakan bahwa saat ini Pemkot Solo telah menyiapkan skema untuk karantina wilayah di masjid tersebut. Rencananya jamaah masjid akan dikarantina di rumah masing-masing.
”Kami sudah koordinasi dengan takmir, lurah dan masyarakat sekitar. Semua keputusan mengarah ke karantina kawasan,” ucap Ahyani saat dihubungi suarajawatengah.id via telepon, Kamis (14/5/2020).
Untuk teknisnya, karantina kawasan akan dibuat seperti karantina rumah namun dengan skala lebih besar. Karantina kawasan ini diperuntukkan bagi lingkungan di sekitar rumah yang positif. Selain itu karantina juga diberlakukan bagi jamaah masjid tempat pasien positif covid-19 ini beribadah.
”Kami tidak menutup masjidnya. Tapi masjid hanya diperuntukkan bagi jamaah yang setiap hari beraktivitas disana. Tidak boleh ada yang keluar ataupun masuk,” ucapnya.
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi penyebaran covid-19 lebih luas lagi. Pasalnya setelah melakukan uji rapid test pada orang yang berkontak erat dengan pasien ini, tujuh orang dinyatakan reaktif rapid test.
”Makanya kita minimalisir agar tidak menyebar lebih luas lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih menambahkan bahwa belum tentu dia tertular saat salat tarawih di masjid. Sebab penularan virus bisa terjadi di manapun.
Baca Juga: Hukuman Pelanggar PSBB Sidoarjo Ikut Kuburkan Jenazah Positif Virus Corona
”Makanya pentingnya tracing ini untuk memutus rantai penularannya,” ucap Siti.
Sebuah masjid di Kelurahan Joyotakan, Serengan, Solo menjadi pusat penyebaran virus corona lewat sholat berjamaah. Sebab ada pasien positif corona di Joyotakan yang menjadi super spreader setelah tujuh kontak eratnya dinyatakan reaktif seusai menjalani rapid test.
Pasien yang terkonfirmasi positif corona, Kamis (7/5/2020) lalu itu diduga tertular saat mengikuti salat tarawih berjamaah di salah satu masjid di dekat rumahnya. Ketujuh kontak erat pria berumur 63 tahun tersebut bahkan sudah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
Kontributor : Rara Puspita
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota