SuaraJawaTengah.id - Kawasan wisata Baturraden yang berada di lereng selatan Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas secara resmi telah dibuka secara terbatas mulai hari ini. Hanya saja pada pembukaan kali ini masih dalam tahap uji coba dengan membatasi jumlah pengunjung sebanyak 500 orang yang sudah melakukan registrasi secara online.
Pembukaan kawasan wisata Baturraden secara terbatas tersebut membuka harapan kembali kepada para pedagang yang telah lama tutup, untuk memutar roda perekonomian yang selama empat bulan ini mati suri.
Parsino (38), pedagang pakaian khas Baturraden mengaku lega dengan dibukanya kembali kawasan wisata Baturraden meskipun secara terbatas. Namun, ia merasa was-was juga jika ada banyak pengunjung yang datang.
"Senang tidak senang sih mas, kondisinya lagi begini. Tetap merasa was-was juga, karena tidak menutup kemungkinan pengunjung yang datang dari luar kota membawa penyakit Covid-19. Penyakit ini kan tidak keliatan, lain halnya sama penyakit gatel sih jelas keliatan," katanya saat ditemui di lokasi, Sabtu (27/6/2020).
Baca Juga: Kawasan Wisata Baturraden Purwokerto Dibuka, Tak Layani Uang Tunai
Ia mengaku selama tidak berdagang dalam kurun waktu empat bulan ini, hanya di rumah saja. Ia beralih menjadi buruh serabutan selagi mampu dikerjakan.
"Saya kerjanya semrawutan, namanya harian lepas kadang ya ngecat rumah, sembarang, yang penting saya mampu kerjakan ya saya lakukan," jelasnya.
Sebelum adanya pandemi covid-19, dalam sehari ia mampu menjual hingga senilai Rp 5 juta. Ia mendapat keuntungan sepuluh persen dari total penjualan selama sehari.
"Saya sudah 6 tahun berdagang pakaian seperti ini. Sebelumnya saya menjual tanaman sebelum ada kios-kios seperti ini. Ya semoga saja pandemi ini segera selesai, biar saya bisa berdagang dengan tenang," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, Wahyono mengatakan pembukaan ini termasuk dalam tahap uji coba. Meskipun gratis, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para pengunjung.
Baca Juga: Hujan Es dan Angin Kencang Terjang Baturraden, Atap Rumah Warga Rusak
"Kuota kita batasi memang kepada 500 pengunjung, untuk mereka yang berusia di atas 5 tahun dan di bawah 70 tahun. Setiap pengunjung menggunakan aplikasi Mas Basid. Dimana aplikasi ini berbasis NIK. Sehingga mereka yang sudah melakukan registrasi bisa diketahui berasal dari daerah mana," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
Terkini
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati
-
Berkat BRI, Peluang Ekspor bagi Gelap Ruang Jiwa Terbuka Makin Lebar