Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 15 Juli 2020 | 16:39 WIB
Ilustrasi korban kekerasan. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Kisah pilu, santri asal Kota Semarang menjadi korban pengeroyokan sekelompok gangster. Pengeroyokan tersebut membuat korban koma dan menghabiskan Rp 56 juta lebih untuk biaya oprasi.

Korban tersebut bernama, Muhammad Khoirul Rizal (14) merupakan warga Gedawang, Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

Orangtua korban Mujiono mengatakan sempat kaget soal peristiwa yang menimpa anaknya. Selain itu, ia juga kesulitan membiayai pengobatan anaknya.

Apalagi Mujiono hanya mempunyai bekerja sebagai buruh bangunan. Sementara istrinya hanya penjual jamu.

Baca Juga: Gangster Berulah, Toyota Fortuner Dibikin Hancur Pakai Bego

"Selain kaget karena anak saya menjadi korban pengeroyokan, biaya pengobatan juga membuat saya kaget. Biaya perawatan perhari mencapai Rp 2 juta," katanya saat dihubungi SuaraJawatengah.id, Rabu (15/7/2020).

Awalnya ia berniat memakai layanan BPJS, namun ditolak karena BPJS tidak menanggung biaya korban kriminal. Setelah itu ia mencari alternatif lain untuk membayar biaya pengobatan.

"Namun masih saja belum cukup meski sudah mencari-cari sumber biaya yang lain," ujarnya.

Namun, ia bersyukur karena banyak orang yang membantunya. Selain banyak tetangga yang perhatian, warga Kota Semarang juga banyak yang membuat donasi lewat media sosial.

"Selain tetangga saya, banyak warga Kota Semarang yang sebenarnya belum saya kenal namun ikut membantu," jelasnya.

Baca Juga: Jahit APD, Gangster di India Selamatkan Nyawa di Tengah Pandemi Corona

Meski anaknya menjadi korban pengeroyokan kelompok gengster, Mujiono tetap lapang dada kepada tersangka meski ia mengakui masih jengkel.

Load More