Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 12 Agustus 2020 | 11:49 WIB
Ratusan warga Solo, Jawa Tengah antre berdempetan di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Solo untuk mendaftar program Bantuan Sosial Produktif Tahap II, Rabu (12/8/2020) pagi. (Solopos.com)

SuaraJawaTengah.id - Ratusan warga Solo, Jawa Tengah antre berdempetan di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Solo untuk mendaftar program Bantuan Sosial Produktif Tahap II, Rabu (12/8/2020) pagi. Mereka adalah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Saking banyaknya peminat program bantuan UMKM itu, antrean terpantau mengular sampai ke depan Mal Paragon Solo yang berjarak puluhan meter dari Kantor Dinkop UMKM Solo.

Di Kantor Dinkop UMKM Solo tampak petugas Satpol PP menggunakan TOA meminta para pengantre untuk tidak berdesak-desakan. Mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19.

Antrean serupa juga terpantau terjadi di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Jebres Solo yang juga digunakan untuk mendaftar program bantuan UMKM, Rabu pagi.

Baca Juga: 3 Generasi Keluarga Dokter Sandi Nugraha di Solo Positif Corona

Para pelaku UMKM telah memadati PLUT di Jebres Solo sejak sekitar pukul 07.00 WIB.

Saat ini, terdapat tiga lajur antrean dengan panjang antrean masing-masing sekitar 50 meter.

Salah seorang pelaku UMKM yang mendaftar bantuan, Surya, 32, mengaku mengalami penurunan omzet karena pandemi Covid-19.

"Menurun banyak sekali karena anak kuliah nggak kos lagi. [Kampus] Masi buka Januari [2021] nanti. Ya ada [penghasilan] tapi gak banyak. Seumpama biasanya Rp 1 juta ini cuma dapat Rp 200.000 sebulannya," kata pemilik UMKM laundry di Kentingan Solo itu.

Antrean yang membeludak membuat warga khawatir munculnya klaster baru persebaran virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19.

Baca Juga: UMKM Menjerit Imbas Corona, Airlangga Beberkan Langkah Penyelamatan

Ratusan warga Solo, Jawa Tengah antre berdempetan di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Solo untuk mendaftar program Bantuan Sosial Produktif Tahap II, Rabu (12/8/2020) pagi. (Solopos.com)

Salah seorang pengusaha mikro, Setiawan, 55, menilai Pemkot kurang persiapan dalam penyaluran bantuan tersebut.

Load More