Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 12 Agustus 2020 | 18:33 WIB
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. [Suara.com/Ari Purnomo]

“Yang paling utama adalah saling menghargai dan menghormati sesama,” tutupnya.

Kota Solo Zona Merah Intoleran

Aksi laskar intoleran yang meresahkan warga dan berakhir penyerangan terhadap Habib Assegaf saat melakukan syukuran pernikahan keluarganya membuat sebagian orang menyebut Kota Solo zona merah intoleran.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, Taslim Syahlan mengatakan, Kota Solo memang bisa dibilang zona merah kasus intoleran.

Baca Juga: PKS Bertahan Usaha Lawan Gibran Sampai 6 September, Masih Percaya Keajaiban

Jika dibanding dengan kota-kota lain, Kota Solo paling banyak kasusnya.

"Ya bisa dibilang zona merah ya karena kasusnya paling banyak di Jateng," jelasnya di Kantor Kesbangpol Jateng, Rabu (12/8/2020).

Menurutnya, di Jateng terdapat dua daerah yang menunjukan daerah paling tinggi angka kasus intolerannya yaitu di Kota Solo dan Karanganyar.

Dua daerah tersebut akan menjadi perhatian secara khusus oleh FKUB.

"Kalau di Jateng ada dua daerah yaitu Kota Solo dan Karanganyar daerah yang paling rawan," ujarnya.

Baca Juga: Ketum PAN Yakin Gibran Menang 80 Persen di Pilkada Solo

Jika Taslim lihat, angka intoleransi di dua Kota tersebut sering naik eskalasinya ketika menjelang dan sedang Pilkada atau Pemilu. Menurutnya, hal itu sudah menjadi rahasia umum.

Load More