SuaraJawaTengah.id - Sawi putih, pakcoy, mentimun, welok, dan sayuran lainnya menghiasi seluruh tubuh seorang pedagang di Pasar Wage, Purwokerto. Ada pula yang berdandan ala badut, serta mengenakan seragam merah putih ala Sekolah Dasar.
Aksi tersebut memang sengaja dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Islam serta HUT Kemerdekaan ke 75 Republik Indonesia sekaligus mengajak warga agar kembali berbelanja di pasar tersebut.
"Ini kita dandan seperti ini biar pasar jadi meriah. Slametan sekaligus memperingati Tahun Baru Islam, Kemerdekaan dan mengajak warga biar berbelanja di sini. Tidak perlu takut adanya Covid-19," kata Rodhah (52), pedagang sayur, Kamis (20/8/2020).
Puluhan pedagang, mengitari kompleks Pasar Wage, dengan menabuh alat seadanya menyanyi lagu kemerdekaan dan salawatan ala karnaval.
Tak lupa juga, sobekan kertas bertuliskan "Ayo Belanja di Pasar Wage" turut diarak untuk menunjukkan kepada pembeli. Kegiatan tersebut dimulai sejak pukul 10.00 WIB.
"Ini juga agar menghibur pedagang Pasar Wage semua. Tidak stres. Selama ini kita berjualan sangat letih, pemasukan sangat rendah. Hanya seperempat pendapatan yang didapat," ujarnya.
Ia berharap dan meminta kepada pemerintah agar bisa membantu menormalkan kondisi Pasar Wage seperti semula. Karena saat ini sudah tidak ada lagi pedagang yang positif Covid-19.
Senada dengan Rodhah, Parti (50) pedagang buah di pasar setempat juga merasa dagangannya sepi. Ia juga ikut tergabung dalam rombongan ala karnaval bersama pedagang lainnya.
Ia menghiasi seluruh tubuhnya dengan bendera merah putih plastik dan mengenakan caping yang juga dihias.
Baca Juga: Serasa Sudah Tak Ada Corona, Banyak Warga Bandung di Pasar Tak Pakai Masker
"Ikut meramaikan lah, supaya yang belanja ke Pasar Wage itu tidak takut lagi. Katanya ada corona, padahal pedagang sudah pada sembuh," jelasnya.
Dengan adanya pedagang yang positif Covid-19 beberapa waktu lalu, menurutnya kini pedagang lebih ketat dalam penerapan protokol kesehatan.
"Semua wajib pakai masker. Diharuskan, biar pembeli nyaman juga," ujarnya.
Sementara itu, Diana (40), warga Pancurawis, Kelurahan Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan yang biasa berbelanja di Pasar Wage mengaku terhibur dengan adanya kegiatan ini. Namun disisi lain dia merasa prihatin.
"Ya gimana ya, saya sih terhibur. Tapi bikin sedih pedagang. Karena artinya pembelinya tidak ada. Mereka jadi seperti itu. Kalau pengunjungnya ramai kan pasti tidak akan seperti ini," katanya.
Ia yang berbelanja seminggu sekali di pasar ini, tidak merasa takut adanya Virus Corona, namun tetap waspada. Asalkan sudah menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota