SuaraJawaTengah.id - Bupati Banyumas Achmad Husein dengan nada tinggi menolak adanya Sekolah Dasar di Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas yang akan mengajukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka.
Meskipun sekolah tersebut telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dalam pengaturan KBM, namun Husein keukeuh memiliki alasan lain.
"Kalau fasilitas, sarana, oke lah ya, saya rasa mereka bisa. Cuma kalau disemprot disinfektan setiap hari kayak gini, tidak akan mungkin. Ini kan cuma demonstrasi, tapi pelaksanaan pasti tidak akan bisa. Karena biayanya akan sangat mahal," kata Husein, Selasa (25/8/2020).
Alasan lainnya yaitu keyakinan Husein bahwa sekolah belum mampu menerapkan jaga jarak. Entah dari guru, maupun siswa.
Ia memperlihatkan contoh nyata saat wawancara ini berlangsung.
"Coba lihat, coba lihat saja, diri sendiri kalian ini loh. Ini bisa ga jaga jarak, apalagi anak kecil, Oleh sebab itu harus hati-hati. Orang bapak-bapak saja tidak bisa jaga jarak. Mau dibilangin kayak apa coba kayak gitu, bisa? Ga bisa. Udah lah sabar aja," jelasnya sambil menunjuk sekitar dengan nada tinggi.
Ia tidak mau disalahkan jika nantinya ada penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Dirinya tetap pada pendirian untuk tidak membuka sekolah jika angka Reproduksi Efektif (Rt) belum memenuhi syarat.
"Kecuali, yang disebut dengan Rt sudah betul-betul di bawah angka 1. Itu saja kalau naik lagi harus risiko dibatalin. Jadi kita harus lihat Rt di bawah 1 harus lama, paling tidak minimal 10 hari. Sekarang Rt-nya masih di atas 1. Ya sudah sabar aja, mau saya di-bully, dimarahin silakan saja, demi kepentingan masyarakat kok," ujarnya.
Baca Juga: Anggota DPRD Banyumas yang Terkonfirmasi Positif Virus Corona Bertambah
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 2 Pliken, Prasetija Rini menjelaskan pengajuan KBM tatap muka bukan tanpa alasan.
Ia banyak mendapat desakan dari wali murid yang merasa keberatan dengan adanya sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Wali murid itu kesulitannya di kuota. Lalu anak-anak belajar dengan orang tua, terus terang saja mereka mengeluhkan pekerjaannya banyak yang berkurang. Karena di sini lingkungan buruh, terutama bungkus tempe," jelasnya.
Dalam sehari, menurut Prasetija, para buruh tersebut bisa menghasilkan Rp 10 ribu.
Namun karena harus mengajari anak, mereka kehilangan penghasilan tersebut.
"Makanya kita menyiapkan ini, protokol kesehatan sudah kami lakukan semua. Sarung tangan tiap siswa sudah disediakan. Terus kita juga bagi shift tiap kelas. Biasanya satu kelas 25 siswa, ini kita siapkan 10 kursi dan meja. Jadi kita bagi dua, jam 7 sampai 9 terus kedua jam 10 sampai 12. Setelah shift pertama kita semprot dengan disinfektan. Anak-anak juga kita imbau untuk membawa taplak sendiri," terangnya.
Berita Terkait
-
Banyumas Punya 90.000 UMKM Raksasa: Inilah Rahasia Sukses Mereka yang Kini Siap Go Global!
-
Telkom Hadirkan Fasilitas Air Bersih bagi Masyarakat Adat Bonokeling di Banyumas
-
Ketimpangan Akses Sastra Jadi Sorotan, BIL Fest Hadir sebagai Ruang Literasi Inklusif di Banyumas
-
Jalan Panjang Banyumas Bangkit dari Tumpukan Sampah, Kini Justru Hemat Anggaran
-
Penuh Makna, Tradisi Sedekah Bumi di Dusun Curug Losari Berjalan Meriah dan Khidmat
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota