SuaraJawaTengah.id - Petani Kabupaten Sragen dinilai belum siap menggunakan kartu tani untuk menebus pupuk bersubsidi dari kementrian Pertanian atau Kementan. Sebab, penggunaan kartu tani juga dirasa kurang familiar untuk petani di Sragen
Dilansir dari Solopos.com jaringan Suara.com, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengusulkan kewajiban penggunaan kartu tani ditunda. Menurutnya petani Bumi Sukowati belum siap menggunakan sistem tersebut, sehingga minta ditunda sampai tahun 2021 mendatang.
Yuni, sapaan Bupati, saat ditemui wartawan belum lama ini di ruang kerjanya, menyampaikan pekan lalu sempat dilakukan rapat kecil.
Yakni rapat bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Ketapang), BRI, Petrokimia, penyalur pupuk, dan perwakilan petani.
"Saya mendengarkan dulu penjelasan mereka. Ternyata dari sekian ribu kartu tani itu belum siap dan ada yang sudah terdistribusikan. Dari pihak petani ternyata banyak yang belum siap karena penggunaan kartu tani itu ribet,” ujarnya.
Yuni sempat menanyakan kondisi di lapangan ke Distan Ketapang Sragen dan dari dinas tersebut juga menyampaikan kondisi di lapangan belum siap.
Oleh sebab itu, Bupati Yuni Sukowati menyarankan supaya kewajiban penggunaan kartu tani itu ditunda sampai tahun depan.
"Penundaan itu diusulkan ke Kementan dengan pengiriman surat sambil menunggu proses verifikasi. Kalau terkait kuota pupuk memang secara nasional turun," kata Bupati Sragen.
Dia menambahkan selama ini Pemkab Sragen sudah mengusulkan pengadaan pupuk sesuai RDKK atau rencana definitif kebutuhan kelompok, tetapi kuota itu yang menentukan pusat.
Baca Juga: Ancam Penjarakan Petani yang Pakai Jebakan Listrik, Bupati Sragen Diprotes
Kepala Distan Ketapang Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, menyampaikan selama ini distributor melakukan sosialisasi terkait kartu tani kepada petani. Sosialisasi itu dilakukan secara roadshow di kecamatan-kecamatan.
Dia mengatakan sosialisasi kartu tani ke petani itu digelar distributor dengan menggundang produsen, dinas, dan BRI.
"Yang diundang ketua gabungan kelompok tani dan ketua kelompok tani. Mereka nantinya meneruskan ke semua anggotanya. Kalau semua petani diundang tidak memungkinkan karena ada 108.000-an orang petani yang terdaftar di RDKK," ujar Eka Rini.
Berita Terkait
-
Mata Kedhuten, Saiman Dapat Bantuan Misterius Rp 2,4 Juta Padahal Tak Minta
-
Kementan Percepat Kartu Tani untuk Subsidi Pupuk, Petani: Jadi Ribet, Aneh
-
Bupati Sragen Tak Akan Robohkan Tugu Perguruan Silat, Ini Syaratnya
-
Geger! Satpam Cantik Menghilang, Terakhir Kali Pamit Kerja ke Suaminya
-
Pohon Usia Ratusan Tahun di Sragen Ditebang, Isi Batangnya Bikin Geger
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72
-
15 Tempat Wisata di Kebumen dan Sekitarnya yang Cocok untuk Libur Sekolah dan Tahun Baru
-
Sambut Natal Penuh Suka Cita, BRI Renovasi Gereja Kristen Jawa Purwodadi
-
Ancaman Krisis Finansial Intai Gen Z, Melek Asuransi Jadi Kunci Resolusi Tahun Depan