"Saya itu merasakan kesedihannya dobel. Karena akibat corona penghasilan menurun drastis. Dalam satu bulan terakhir sudah mulai naik lagi penghasilannya. Tapi ketambahan kebakaran ini. Ga tau ini mau gimana lagi," ujarnya yang sudah berdagang sejak tahun 1990.
Senada dengan Wahidin, Sukirno,59, pedagang bumbu dapur mengaku pasrah dengan kondisi seperti ini. Dagangannya berupa bawang merah dan bawang putih yang berkarung-karung sebagian besar habis terbakar.
"Saya itu baru saja jalan pulang, tapi belum sampai rumah istri saya yang jaga tiba-tiba telepon sambil nangis kasih tahu kalau lapaknya terbakar habis. Padahal belum sampai lima belas menit saya meninggalkan pasar," katanya.
Beruntung istrinya masih sempat menyelamatkan uang yang ada di dalam tas. Jumlahnya tidak terlalu besar dibanding dengan total kerugian yang dialami.
Baca Juga: Korban Kasus Asusila Sesama Jenis di Purwokerto Bertambah 7 Orang
"Istri saya sempat nyawel (ngambil) tas, isinya uang Rp2 juta," ujarnya.
Jumlah segitu tak sebanding dengan total kerugian yang hampir menyentuh angka Rp100 juta. Namun beruntung berdasar pantauan seusai kebakaran, masih ada beberapa karung berisi bawang merah yang tidak ikut terbakar.
"Itu masih ada karung yang tersisa. Sepertinya tidak ikut terbakar. Tapi saya belum boleh mengambil karena menunggu pemeriksaan tim dari kepolisian," katanya yang sudah berjualan sejak tahun 1983.
Menurutnya ini merupakan kejadian kelima kebakaran selama 18 tahun terakhir. Namun baru kali ini lapaknya ikut terdampak. Sebelumnya kebakaran terjadi di Blok C. Namun dirinya lupa tepatnya pada tahun berapa.
"Selama 18 tahun padahal sudah ada 5 kali kebakaran. Tapi kenapa pemerintah tidak pernah instropeksi. Ini kita di atas suruh bikin lapak yang tidak permanen. Tapi di bawah malah dibikin lapak permanen rawan kebakaran juga. Waktu saya tanya ke pihak terkait malah jawabannya sudah terlanjur. Padahal kalau itu aturan kan harus ditegakkan," terangnya.
Baca Juga: Ini Dia, Gadis Penjual Kopi Berparas Cantik yang Viral di Banyumas
Ia kini hanya berharap agar ada renovasi dan kompensasi dari pemerintah. Karena banyak dari pedagang yang memiliki tanggungan setoran.
Berita Terkait
-
Viral Video ART Asal Banyumas Dianiaya di Jakarta, Polisi Cek CCTV dan Bakal Panggil Majikan
-
Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora Diciduk, Pelaku Ditemukan Jadi Gelandangan di Banyumas
-
Menikmati Mendoan, Cita Rasa Banyumas yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Jazz Gunung Slamet 2024: Perkuat Pertumbuhan UMKM di Wanawisata Baturraden
-
Edukasi Para Perangkat Desa, LKPP Gelar Sosialisasi PBJ di Desa di Lingkungan Banyumas
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025