Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 22 September 2020 | 14:24 WIB
Sukirno pedagang bumbu dapur yang lapaknya terbakar di Pasar Wage Purwokerto, Selasa (22/9/2020). (Suara.com/Anang Firmansyah)

"Saya itu merasakan kesedihannya dobel. Karena akibat corona penghasilan menurun drastis. Dalam satu bulan terakhir sudah mulai naik lagi penghasilannya. Tapi ketambahan kebakaran ini. Ga tau ini mau gimana lagi," ujarnya yang sudah berdagang sejak tahun 1990.

Senada dengan Wahidin, Sukirno,59, pedagang bumbu dapur mengaku pasrah dengan kondisi seperti ini. Dagangannya berupa bawang merah dan bawang putih yang berkarung-karung sebagian besar habis terbakar.

"Saya itu baru saja jalan pulang, tapi belum sampai rumah istri saya yang jaga tiba-tiba telepon sambil nangis kasih tahu kalau lapaknya terbakar habis. Padahal belum sampai lima belas menit saya meninggalkan pasar," katanya.

Beruntung istrinya masih sempat menyelamatkan uang yang ada di dalam tas. Jumlahnya tidak terlalu besar dibanding dengan total kerugian yang dialami.

Baca Juga: Korban Kasus Asusila Sesama Jenis di Purwokerto Bertambah 7 Orang

"Istri saya sempat nyawel (ngambil) tas, isinya uang Rp2 juta," ujarnya.

Jumlah segitu tak sebanding dengan total kerugian yang hampir menyentuh angka Rp100 juta. Namun beruntung berdasar pantauan seusai kebakaran, masih ada beberapa karung berisi bawang merah yang tidak ikut terbakar.

"Itu masih ada karung yang tersisa. Sepertinya tidak ikut terbakar. Tapi saya belum boleh mengambil karena menunggu pemeriksaan tim dari kepolisian," katanya yang sudah berjualan sejak tahun 1983.

Menurutnya ini merupakan kejadian kelima kebakaran selama 18 tahun terakhir. Namun baru kali ini lapaknya ikut terdampak. Sebelumnya kebakaran terjadi di Blok C. Namun dirinya lupa tepatnya pada tahun berapa.

"Selama 18 tahun padahal sudah ada 5 kali kebakaran. Tapi kenapa pemerintah tidak pernah instropeksi. Ini kita di atas suruh bikin lapak yang tidak permanen. Tapi di bawah malah dibikin lapak permanen rawan kebakaran juga. Waktu saya tanya ke pihak terkait malah jawabannya sudah terlanjur. Padahal kalau itu aturan kan harus ditegakkan," terangnya.

Baca Juga: Ini Dia, Gadis Penjual Kopi Berparas Cantik yang Viral di Banyumas

Ia kini hanya berharap agar ada renovasi dan kompensasi dari pemerintah. Karena banyak dari pedagang yang memiliki tanggungan setoran.

Load More