SuaraJawaTengah.id - Daun dan rumput liar yang tumbuh di depan rumah Sugiarti (43) warga Kelurahan Bantarsoka, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas tak sekedar menjadi tumbuhan parasit.
Di tangan terampilnya tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan Ecoprint. Latar belakangnya yang merupakan seorang penjahit pun sangat berpengaruh terhadap hasil karya yang dibuatnya.
Sugiarti sudah sejak tahun 2018 akhir mendalami kerajinan Ecoprint. Berawal dari pelanggannya yang menanyakan Ecoprint akhirnya karena penasaran dirinya mencari tahu teknik pembuatan tersebut.
"Awalnya, saya menjahit. Ada salah satu pelanggan yang kemudian tanya tentang ecoprint lalu, saya cari tau soal itu lewat media daring," katanya saat ditemui, Kamis (24/9/2020).
Usahanya sempat gagal di awal pembuatan. Karena dirinya sangat awam dengan kerajinan teknik tersebut. Bahkan karya awalnya yang dibuat jauh dari kata memuaskan.
"Saya berusaha mencoba sendiri awalnya masih otodidak, terus kok kayanya kurang memuaskan ya hasilnya, tak lihat-lihat di media sosial bagus-bagus," jelasnya.
Dari hasil penelusuran melalui media sosial, ia akhirnya menemukan pelatihan secara daring. Akhirnya ia mengikuti dari awal pelatihan tersebut.
"Saya itu pertama iseng. Kita ikut yang dari awal itu teknik basic. Terus karena pengin yang lebih bagus kita naik ke teknik yang medium. Kalau basic itu kan kain dasarnya masih putih, kalau yang medium itu dasarnya sudah dikasih warna," ujarnya.
Ecoprint sendiri merupakan karya kerajinan tangan yang memanfaatkan getah dari daun-daunan untuk mencetak motif di atas kain dan media kulit hewan. Sedangkan Sugiarti sendiri menggunakan kain sutra sebagai produk andalannya.
Baca Juga: Tak Punya Teman, Jadi Penyebab Remaja Purwokerto Ini Suka dengan Anak-anak
Produk tas dari bahan kulit sapi dan domba yang dicetak menggunakan teknik ecoprint dihargai berbagai macam. Dari Rp1,3 sampai Rp1,5 juta tergantung tingkat kesulitan dan besar ukuran.
"Saya memanfaatkan daun yang tumbuh di halaman. Tapi ada juga yang sengaja saya tanam sendiri yaitu daun pohon lanang. Karena teksturnya jika dicetak di media kain sutra akan detail sekali," katanya.
Satu lembar kain sutra yang bisa dibuat satu stel pakaian dihargai Rp1 Juta. Namun jika ada pelanggan yang memesan pakaian jadi kain sutra dihargai Rp1,3 juta.
Proses pembuatan keseluruhannya dilakukan secara manual. Dari mencetak di atas kain, merendam dengan pewarna alami dari bahan kulit Kayu Secang, Mahoni, Tingi, Teger dan Jambal. Tanpa ada bahan kimia untuk meminimalisir limbah produksi.
"Kita manfaatkan getah daun-daunan untuk mencetak motifnya. Jadi semua kita pakai dari alam semua, dari pewarnanya, kainnya kalau bisa serat alam jangan yang serat sintetis. Kalau kita terpaksa pakai ya campuran alamnya yang banyak," lanjutnya.
Dalam satu bulan, Sugiarti mampu membuat 10 lembar kain sutra. Omzet yang dihasilkan mencapai Rp15 juta. Namun dirinya sempat merasakan dampak dari adanya Covid-19 dalam bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC