SuaraJawaTengah.id - Sisi selatan pantai Jawa dibayangi potensi tsunami setinggi 14 - 20 meter dari sumber gempa besar (megathrust) pada masa mendatang. Informasi tersebut sempat viral dan ditanggapi berbagai lapisan masyarakat.
Informasi tersebut muncul ke permukaan setelah Peneliti ITB Sri Widiyantoro membuat sejumlah pemodelan untuk menilai bahaya inundasi atau fenomena banjir di kawasan pesisir akibat pasang/surut air laut.
Dari hasil pemodelan, kawasan selatan pantai Jawa Barat dan Jawa Timur terancam akan terkena dampak tsunami karena disebabkan beberapa hal, diantanya dipicu karena gempa bumi.
Plh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Jawa Tengah, Safrudin menjelaskan, pihaknya telah melaksanakn program Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami di beberapa tempat yang dianggap rawan.
"Kita sebenarnya sudah menyiapkan sejak satu tahun yang lalu seperti warning reciever system dan jalur untuk evakuasi," jelasnya kepada Suara.com, Kamis (1/10/2020).
Beberapa daerah yang sudah di silakan untuk antisipasi bencana tsunami meliputi Kabupaten Wonogiri, Purworejo, Kebumen dan Cilacap. Daerah-daerah tersebut dianggap rawan karena berdekatan dengan Pantai Selatan Jawa.
"Beberapa daerah itu sudah kita siapkan. Bahkan, sudah dibuatkan jalur evakuasi nya juga," ucapnya.
Selain itu, ia juga telah menyiapkan lahan aeolin sand dune dan hutan pantai. Menurutnya dia hal tadi bisa mengurangi energi gelombang tsunami.
"Jika ada hutan pantai dan aeolin sand dune gelombang tsunami bisa pecah. Dan energi gelombangnya juga bisa berkurang," katanya.
Baca Juga: Waduh! Calon Pengantin Ini Meninggal Satu Jam Sebelum Akad Nikah
Ditanya soal kondisi hutan mangrove yang dianggap penting untuk memecah gelombang tsunami di Pantai Selatan, ia meyakini jika di Pantai Selatan masih banyak di muara sungai yang masih ada substrat tanahnya.
"Kalau di Pantai Selatan lumayan masih banyak, kalau di Pantai Utara mungkin banyak yang rusak," ujarnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
13 Ribu Buruh di Semarang diPHK Sepihak, Buruh: Jauh dari Pancasilais
-
Data Kematian Covid-19, Moeldoko dan Ganjar: Rumah Sakit Tak Boleh Nakal
-
Klaster Ponpes di Banyumas Terus Bertambah, 328 Santri Positif Covid-19
-
Menristek Minta Pembangunan di Derah Rawan Bencana Perhatikan Hal Ini
-
Peneliti ITB Paparkan Skenario Terburuk Tsunami 20 Meter
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal