Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 14 Oktober 2020 | 08:52 WIB
Pembangunan jogging track di kawasan hutan mangrove Tambak Rejo, Kota Semarang, Sabtu (10/10/2020). (Suara.com/Budi Arista Romadhoni)

"Program lingkungan itu juga mendukung pemerintah kota, yaitu go green. Penghijauan dilakukan khususnya mangrove, karena kita di pesisir," ujarnya.

Juraimi mengaku, sejak tahun 2010, pihaknya sudah menghijuakan bibir pantai dengan menanam 110.000 pohon magrove. Hal itu dilakukan demi menjaga tempat kelahirannya tidak tenggelam menjadi lautan.

"Yang kita tanami panjangnya sekitar 1 km, dari situ kita bisa menyelamatkan lahan dan lingkungan kita," ujarnya.

Selama hampir 10 tahun, dampak dari program tersebut mulai kelihatan. Meski abrasi dan banjir rob masih terjadi, namun udara di kawasan tersebut semakin bersih.  

Baca Juga: Duh! Klaster Covid-19 Ponpes Juga Terjadi di Kota Semarang

"Dampak penghijauan mangrove ini, baru sekedar udara, di sini udara sdh semakin membaik, kalau abrasi memang tidak bisa 100 persen menanggulangi, tapi kita bisa memperlambat terjadinya abrasi," ujarnya. 

Program Edu Park

Jogging track di kawasan hutan mangrove Tambak Rejo, Kota Semarang, Sabtu (10/10/2020). (Suara.com/Budi Arista Romadhoni)

Selain itu, hutan mangrove yang telah ditanam saat ini juga sedang dibangun menjadi lokasi wisata edu park. Harapannya, kawasan tersebut bisa menjadi ladang pendapatan masyarakat tambak rejo. 

"Dari mangrove juga bisa menjadi pendapatan warga sekitar kita. Karena kepiting juga hidup, nantinya ada wisata juga," ucapnya. 

Juraimi mengaku, program penanaman pohon mangrove didukung banyak pihak. Mulai dari akademisi hingga perusahaan setingkat BUMN. 

Baca Juga: Pilkada Kota Semarang Calon Tunggal, Sepi Baliho, Sepi Kegiatan

"Dari 2010 sampai sekarang 100 persen Pertamina membantu semuanya itu. Ini adalah program Pertamina, seperti memberikan perahu, sekretariat, dan transportasi. Intinya tambak rejo menjadi desa binaan Pertamina," ujarnya. 

Load More