Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 14 Oktober 2020 | 16:27 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo melaunching kelas virtual pada SMAN 1 Kemusu, Boyolali dan SMAN 3 Brebes, Selasa (13/10). (Dok Humas Pemprov Jateng)

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat sekolah virtual untuk membantu anak yang putus sekolah karena kendala ekonomi.

Program yang diresmikan Ganjar pada Selasa (13/10/2020) tersebut diadakan di SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu, Boyolali

Uswatun Khasanah, 17, adalah salah‎ satu siswa yang mengikuti sekolah virtual di SMAN 3 Brebes. Dia merasa terbantu dengan adanya sekolah virtual karena bisa melanjutkan sekolah.

‎"Dengan adanya sekolah virtual ‎saya bisa sekolah sambil bekerja, soalnya sekolahnya digelar secara online. Saya bisa belajar kapan dan di mana saja," ‎ujarnya kepada Suara.com, Rabu (14/10/2020).

Baca Juga: 648 Santri Terpapar Covid-19, Klaster Ponpes dan Sekolah Perlu Diantisipasi

‎Uswatun terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolah usai lulus MTs Wahid Hasyim Jagalampeni pada 2017 lalu karena faktor ekonomi.  

Ayah Uswatun sehari-hari bekerja sebagai kuli dan terkadang bertani, sedangkan sang ibu berjualan di rumah untuk menambah penghasilan keluarga.

Setelah lulus MTs, warga Desa Jagalampeni, Kecamatan Wanasari itu bekerja di salah satu toko di Depok, Jawa Barat sebagai asisten. Di sela-sela bekerja, dia ‎mengikuti sekolah virtual.

‎"Sekolahnya malam, pulang dari kerja. Dari ‎jam 7 malam sampai selesai. Biasanya sampai jam 10‎ malam," ujarnya.

Sekolah virtual itu sudah diikuti Uswatun selama sekitar dua pekan. Kegiatan pembelajaran yang diikuti seperti pembelajar‎an di sekolah pada umumnya. 

Baca Juga: Oknum Guru Pembobol Sekolahnya di Koto Gasib, Ternyata Positif Narkoba

Bedanya, pembelajaran digelar secara online melalui Google Class Room, Zoom, Youtube, dan grup WhatsApp.

‎"Mata pelajarannya ada 16 mapel, di antaranya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sosiologi, Ekonomi, dan Seni Budaya," ucapnya.

Selama mengikuti sekolah virtual, Uswatun mengaku tak mengalami kendala yang berarti. "Kendala kecil paling kalau jaringan atau sinyalnya ilang," ucapnya.

‎Keikutsertaan Uswatun dalam sekolah virtual sendiri bermula ketika dia mendapat informasi dari salah satu guru saat bersekolah di MTs Wahid Hasyim Jagalampeni.

Dia kemudian mengumpulkan persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar, di antaranya ijasah, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional, akta kelahiran dan kartu keluarga.

"Setelah itu saya dapat HP, kuota dan buku untuk mengikuti sekolah virtual. Alhamdulillah terbantu. Setelah lulus nanti juga dapat ijasah dari SMAN 3 Brebes, jadi saya bisa melanjutkan kuliah," ucapnya.

Kontributor : F Firdaus

Load More