Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 24 Oktober 2020 | 13:15 WIB
Air Terjun Sumuran di Desa Seloprojo, Ngablak, Kabupaten Magelang (Suara.com/Angga Haksoro Ardhi)

SuaraJawaTengah.id - Tempat yang mempunyai cerita mistis kini tidak lagi menjadi hal yang ditakuti masyarakat. Bahkan dari cerita-cerita yang melegenda menjadikan daya tarik wisatawan untuk mengunjungi. 

Ada Air Terjun Sumuran, yang memiliki cerita melegenda. Air terjun yang berada di desa Seloprojo, Kecematan Ngablak, Kabupaten Magelang ini konon katanya memiliki sang penunggu dengan wujud ular naga. 

Cerita itu diwariskan secara turun temurun, agar lokasi yang biasanya memiliki fungsi penting bagi masyarakat tidak dirusak. 

“Di atasnya (air terjun) memang ada lubang sumur sedalam 30-an meter. Tapi tidak bisa dimasuki orang karena menyeramkan. Kadang-kadang kelihatan ada naga, ular besar. Tapi makhluk gaib,” kata Sunar, pengelola Air Terjun Sumuran.

Baca Juga: Berkunjung ke Geo Wisata Taman Likuefaksi di Kabupaten Sigi

Dari lubang sedalam 30 meter yang menjadi sumber air itulah nama Air Terjun Sumuran diambil. Warga sekitar meyakini ular besar menjaga sumur tersebut sejak ratusan tahun lalu.

Sejak lama sumber Air Terjun Sumuran menjadi andalan warga. Selain sebagai sumber air bersih juga untuk mengairi perkebunan sayur dan palawija yang menghampar di sekitarnya.

Menurut Sunar, sumber air terjun bukan berasal dari sungai tempat warga biasa membuang limbah rumah tangga. Tidak heran jika air yang jatuh dari tebing setinggi 40 meter itu tampak jernih.  

“Herannya sumur itu tidak pernah kemasukan batu atau tanah. Belum pernah itu. Meskipun hujan deras, (sumber air di dalam sumur) tidak pernah kecampuran tanah,” ujar Sunar menambahkan.

Sejak tahun 2003 pemerintah Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang memugar lokasi sekitar air terjun. Secara bertahap fasilitas umum seperti kamar mandi dan gazebo dibangun sebagai sarana pendukung destinasi wisata Air Terjun Sumuran.

Baca Juga: Horor! Warga Tangerang Temukan Sarang Ular Kobra di Samping Kasur

Mengunjungi Sumuran selain disuguhkan pemandangan air terjun, wisatawan juga dapat menyaksikan indahnya Gunung Andong dan Telomoyo di kejauhan.

Di jalan setapak menuju Air Terjun, warga menanam beragam jenis sayuran dan palawija yang dapat dibeli sebagai buah tangan.

“Siapa yang suka bisa beli, petik sendiri. Jadi minatnya seperti itu. Senangnya pengunjung itu, setelah lihat-lihat pulangnya bawa oleh-oleh.”

Sunar mengaku jumlah kunjungan wisatawan ke Air Terjun Sumuran masih sangat sedikit. Dia berharap promosi wisata di daerahnya lebih gencar lagi.

“Kemarin sebelum Covid-19, tidak bisa dipastikan (jumlah) pengunjung itu. Per hari kadang-kadang nol. Per minggu mungkin 10 orang, jadi belum memungkinkan. Selama pandemi belum dibuka, karena belum disetujui,” kata Sunar.

Kepala Bappeda dan Litbang Daerah Kabupaten Magelang, Sugiyono mengatakan, pihaknya sedang menyusun penguatan perencanaan pengembangan pariwisata terutama di Magelang bagian utara.

Pengumpulan data sebagai dasar perencanaan dilakukan melalui metode dokumenter dan observasi lapangan. Hasil observasi akan dikompilasi dalam bentuk laporan yang diserahkan kepada Bupati Magelang.

“Goalnya adalah membantu Bupati dari sisi perencanaan. Dalam memujudkan target-target yang sudah menjadi visi misi Bupati, terutama ada target terkait peningkatan kunjungan wisata dan juga peningkatan lama tinggal wisatawan baik Nusantara maupun asing,” kata Sugiyono.

Rencana pengembangan pariwisata akan dilakukan secara komprehensif, integrative, dan partisipatif. Nantinya, masing-masing atraksi wisata akan dipadukan kultur budaya dan lingkungannya.

Pengembangan wisata tidak hanya memperhatikan atraksi dan aksesibilitas, tapi juga dampak ekonomi, lingkungan, dan potensi bencana bagi masyarakat sekitar. Selain Air Terjun Sumuran, Magelang bagian utara memiliki potensi wisata antara lain Gunung Telomoyo, Gunung Andong, dan Candi Umbul.  

“Bagaimana dampak ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dibutuhkan perencanaan komprehensif dan terpadu dari sektor-sektor yang ada. Destinasi-destinasi (wisata) jadi saling menggerakkan,” ujar Sugiyono.

Menghubungkan destinasi-destinasi wisata itu mulai dilakukan misalnya dengan mengalirkan air dari Air Terjun Sumuran di Desa Seloprojo ke lokasi embung di Desa Pagergunung di bawahnya.  

Embung yang sedang dibangun, selain dipersiapkan sebagai tampungan air bersih untuk kebutuhan warga juga dijadikan destinasi baru wisata di Kecamatan Ngablak.

Tak dapat dibantah Air Terjun Sumuran memiliki potensi dan fungsi penting bagi masyarakat di sekitarnya.

Cerita tentang ular besar penunggu sumber air akan terus diceritakan dari generasi ke generasi. Memastikan warisan alam Sumuran dapat terus lestari dan dinikmati. “Cerita orang tua memang di situ ada semacam pusaka warisan sejenis golek kencono,” kata Sunar menutup perbincangan. 

Caption: Air Terjun Sumuran di Desa Seloprojo, Ngablak, Kabupaten Magelang (Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi)

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More