Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 24 Oktober 2020 | 15:30 WIB
Pembangunan Kanopi di Kota Lama Semarang (Suara.com/Dafi Yusuf) 

SuaraJawaTengah.id - Beberapa waktu yang lalu, pembangunan kanopi di Kota Lama menjadi bahan nyinyiran di media sosial.

Beberapa warga menganggap pembangunan tersebut menghilangkan keaslian Kota Lama Semarang. Kanopi juga dianggap menutupi pemandangan bangunan tua khas Belanda itu. 

"Wah, dari jalan ini orang tak bisa lihat Gereja Blenduk lagi karena dipasang kanopi" kata DoNny DanaRdono melalui akun media sosialnya beberapa waktu yang lalu. 

Selain itu, pembangunan koridor kanopi  di Jalan Suari, Kota Lama Semarang tersebut dianggap menghalangi pemandangan beberapa bangunan yang ada di Kota Lama Semarang.

Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Kerabat Jokowi, yang Dikira Kecelakaan Mobil

Warga Semarang, Ahmad Hafidz mengatakan, pembangunan kanopi justru mengilangkan keaslian Kota Lama Semarang.

"Saya ke Kota Lama itu ingin foto dengan bangunan-bangunan tempo dulu," jelasnya kepada Suara.com di Kota Lama Semarang, Sabtu, (24/10/2020).

Menurutnya, pembangunan koridor kanopi tersebut  menghalangi pemadangan bangunan di Kota Lama.

"Kan bisa dilihat, sekarang tak bisa ambil foto dengan Gereja Blenduk dari Jalan Suari," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan pengunjung Kota Lama, Dwi Rosyidah. Pemugaran bangunann yang sudah rusak lebih penting dibanding membangun kanopi.

Baca Juga: Ada Kemungkinan Pelaku Pembunuhan Yulia Lebih dari Satu, Ini Kata Kapolda

"Bangunan-bangunan bersejarah kan masih banyak yang belum terurus," ucapnya.

Menurutnya, anggaran pembangunan koridor kanopi damanfaatkan untuk peremajaann bangunann-bangunan yang bersajarah di Kota Lama Semarang.

"Kalau digunakan untuk peremajaan bagunan-bangunan yang bersejarah lebih bagus. Tidak merusak keaslian Kota Lama," imbuhnya.

Menanggapi hal itu, pemerhati cagar budaya Kota Semarang, Kriswandhono mengatakan, jika Kota Lama sudah ditentukann sbagai cagar budaya, berati aturan-aturannya harus diikut.

"Kalau memang arahnya menuju cagar budaya, tingkat authenticity dan intregrity harus dipeerhatikan," jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, Pemerintah Kota Semarang juga mengarahkan Kota Lama Semarang sebagai salah satu situs World Heritage City UNESCO.

"Syarat untuk menjadi situs World Heritage City UNESCO adalah authenticity dan intregrity. Itu adalah hal yang paling utama. Gimana satu sisi mau kesana namun prilakunya tak mengarah kesana," tanya Kris.

Ia menambahkan, Kota Lama Semarang memang boleh dibangun, namun harus mematuhi peraturan yang telahh ditentukan.

"Sekarang kalau membangun itu identiknya selalu merubah. Gedung-gedung yang tidak terawat bisa dimanfaatkan untuk museum atau kafe. Jadi tak merubah bangunan," imbuhnya.

Untuk membangun cagar budaya, tak  boleh asal-asalan. Menurutnya, harus ada riset untuk mencari bentuk bangunan dan bahan untuk membangun itu dari apa.

"Membangun cagar budaya itu harus selas seperti apa. Saolnya memang ada aturan-aturannya," ucapnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More