Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 05 November 2020 | 13:19 WIB
Prosesi pemakaman dalang Ki Seno Nugroho di Makam Semaki Gede, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/11/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Namun, Gunawan mengatakan bahwa pesan itu sudah disampaikan jauh-jauh hari sebelum akhirnya ajal menjemput Ki Seno.

"Beliau pernah berpesan, "nanti sewaktu keberangkatan, tolong diiringi oleh gending ini." Saya juga kurang paham gending apa, tapi itu sangat disenangi oleh Ki Seno," kata Gunawan.

Hal serupa disampaikan Joko Winarko alias Joko Porong, pembuat gending tersebut. Makna dari gending itu, kata dia, tak memiliki kaitan dengan kematian maupun pemakaman.

"Gendhing yang akan dimainkan namanya "Ladrang Gajah Seno", tapi itu tidak ada kaitannya dengan meninggalnya Ki Seno hari ini karena memang sudah dibuat sekitar dua hingga tiga tahun yang lalu," ucap Joko Porong di rumah duka di Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Rabu.

Menurut keterangannya, gending tersebut dulu dikreasikan atas permintaan Ki Seno dengan tujuan memberi dalang waktu untuk istirahat di tengah pagelaran. Syairnya sendiri dibuat dari suluk dalang, lalu oleh Joko Porong dibawakan dengan gending agar Ki Seno memiliki waktu untuk diam istirahat.

Load More