SuaraJawaTengah.id - Kota Tegal memiliki sejumlah peristiwa, tokoh, dan peninggalan bangunan bersejarah terkait dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Salah satu peristiwa yang belum banyak diketahui adalah Palagan Tirus. Palagan Tirus merupakan pertempuran dahsyat antara pejuang Indonesia dengan pasukan Belanda pada Oktober 1947 silam.
Nama Tirus mengacu pada lokasi pertempuran itu terjadi. Daerah tersebut kini dikenal sebagai pertigaan Tirus yang menjadi titik pertemuan tiga ruas jalan, yakni Jalan Kapten Sudibyo, Jalan Aiptu KS Tubun dan Jalan Teuku Umar.
Pertigaan yang berada di Kecamatan Tegal Selatan itu juga dilewati jalur kereta api double track sehingga menjadi salah satu pertigaan sibuk di Kota Tegal dan kerap disebut juga perlintasan Tirus.
Sejarawan Pantura, Wijanarto mengatakan, peristiwa Palagan Tirus merupakan salah satu perlawanan sporadis tentara Indonesia di daerah-daerah saat Belanda melancarkan Agresi Militer untuk menguasai kembali wilayah Indonesia.
"Palagan Tirus terjadi selama satu hari. Situasi pertempurannya seperti pertempuran lima hari di Semarang," kata Wijanarto kepada Suara.com, Senin (9/11/2020).
Menurut Wijanarto, dalam pertempuran tersebut, tentara Indonesia dipimpin oleh Kapten Sudibyo. Kala itu, pasukan Kapten Sudibyo melakukan penyerapan secara mendadak terhadap pasukan Belanda.
Namun karena kalah jumlah pasukan dan persenjataan, pasukan Kapten Sudibyo akhirnya tercerai berai setelah satu hari terlibat peperangan sengit.
"Pasukan Kapten Sudibyo hanya 120 orang dan senjatanya senjata hasil rampasan dari Jepang. Sedangkan Belanda pakai tank, panser, jadi kekuatannya tak seimbang. Ketika terdesak, pasukan Kapten Sudibyo melarikan diri ke arah Kalinyamat," ujarnya.
Baca Juga: Daftar Kereta Api dari Jakarta yang Gratis Buat Guru dan Nakes
Di tempat persembunyiaannya di daerah yang sekarang Dukuhtrukan, Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kecamatan Margadana, Kapten Sudibyo terkepung oleh Belanda dan kemudian gugur ditembak.
"Beliau gugur tanggal 10 Oktober 1947 atau beberapa hari setelah Palagan Tirus. Meski beliau dan pasukannya akhirnya kalah, peristiwa Palagan Tirus ini membuktikan bahwa walaupun Tegal berhasil dikuasai tentara Belanda, tapi perlawanan dari tentara Indonesia tetap ada," kata Wijanarto.
Wijanarto mengatakan, pada masa Agresi Militer Belanda, Kapten Sudibyo kerap melancarkan serangan terhadap pasukan Belanda dengan taktik gerilya kota. Salah satu serangan tiba-tiba yang dilancarkannya pernah menewaskan 23 tentara Belanda.
"Selain melakukan serangan tiba-tiba ke pasukan Belanda, Kapten Sudibyo juga melakukan aksi pemadaman listrik dalam taktik gerilyanya," ujarnya.
Lantaran jasa-jasanya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, nama Kapten Sudibyo diabadikan menjadi nama salah satu ruas jalan di Kota Tegal. Sosoknya juga dikenal akrab dengan sosok pejuang kemerdekaan lainnya, Kolonel Sudiarto.
"Setelah gugur ditembak, jenazah Kapten Sudibyo dimakamkan di Kalinyamat Kulon yang sekarang Masjid Jami Al-Muhtadin. Kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Puri Kusuma Negara di blok A nomor 85," ungkap Wijanarto.
Berita Terkait
-
Pekan Depan, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Disidangkan Terkait Konser Dangdut
-
11 Pahlawan Nasional Asal Sulawesi Selatan, Ada Mantan Bajak Laut
-
Peringati Hari Pahlawan & Hari Ayah Nasional 2020, Ancol Gelar Acara Seru
-
Melihat Pentas Drama Teatrikal Perjuangan di Sea World
-
10 Tahun Warga Sulsel Menanti Gelar Pahlawan Nasional
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal