SuaraJawaTengah.id - Pengelola posko pengungsi Merapi terus mencari solusi mencegah penyebaran Covid-19. Pencegahan dilakukan untuk menghindari munculnya cluster Covid di pengungsian.
Perubahan antara lain dilakukan pada cara menyajikan makanan. Semula pengungsi mendapat jatah makanan berupa nasi bungkus, kini diubah menjadi prasmanan.
“Ketika dibungkus tidak terbebas dari pandemi. Karena yang membungkus dan membagikan ada banyak orang. Akhirnya ketemu solusi, makannya prasmanan. Tapi yang mengambilkan tetap relawan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Selasa (17/11/2020).
Cara ini dianggap lebih efektif mengurangi jumlah orang yang terlibat dalam proses mengolah makanan.
“Ini mengurangi potensi penularan Covid-19,” ujar Edy.
Selain itu penyajian prasmanan juga dapat menekan jumlah sampah di lokasi pengungsian.
“Kalau dibungkus itu kan butuh tenaga membungkus dan yang menyalurkan. Belum lagi basi kalau tidak segera tersalurkan.”
Menurut Kepala Pelaksana BPBD, Edy Susanto, solusi penyajian makanan secara prasmanan muncul dari ide para pengungsi. Edy menekankan pentingnya melibatkan pengungsi dalam manajemen pengelolaan posko.
“Kita berdiskusi kemudian semua punya ide. Pertama pengungsi jadi tidak jenuh, yang kedua potensi mereka muncul, tidak tersimpan. Mereka bukan orang-orang yang tidak berkemampuan. Tinggal kita memfasilitasi. Yang hebat itu mereka (pengungsi),” ujar Edy Susanto.
Baca Juga: Aktifitas Sekolah di Lereng Merapi
Pasca penetapan status siaga Merapi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Pemkab Magelang memberlakukan Status Siaga Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi.
Kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit diungsikan ke tempat yang lebih aman di desa penyangga (Desa Saudara). Mereka adalah warga Kecamatan Dukun yang tinggal di kawasan rawan bencana III Merapi (radius 0-10 kilometer dari puncak Gunung Merapi).
Warga yang diungsikan adalah warga Desa Paten, Krinjing, Ngargomulyo, dan Keningar. Mereka diungsikan ke desa bersaudara di Desa Banyurojo, Mertoyudan, dan Deyangan (Kecamatan Mertoyudan), Tamanagung (Kec Muntilan), serta Desa Ngrajek (Kec Mungkid).
Kontributor: Angga Haksoro
Berita Terkait
-
Sempat Mandek, Evakuasi Ternak Warga di Lereng Gunung Merapi Mulai Lagi
-
Hindari Stres, Ada Bilik Asmara untuk Pengungsi Merapi
-
Juru Kunci Ungkap Tanda-Tanda Erupsi Merapi: Ilmu Titen Warga Sudah Melekat
-
Seminggu Lebih Mengungsi, Dalinem: Pegel-Pegel kalau Tidak Nyambut Gawe
-
Antisipasi Covid-19 di Pengungsian, Dibuat Ruang Karantina di SD Cepitsari
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara