SuaraJawaTengah.id - Sebuah pemandangan memilukan datang dari Kota Semarang dan viral di media sosial. Seorang gadis kecil berseragam sekolah harus berjuang menyusuri jalan setapak yang berbahaya di bantaran sungai demi bisa menuntut ilmu.
Perjuangan ini terpaksa dilakukan setelah akses keluar masuk satu-satunya ke rumah mereka diduga ditutup oleh tetangga.
Momen mengharukan sekaligus miris ini diunggah oleh akun Instagram @im.semarang_official pada Senin, 28 Juli 2025, dan sontak menarik perhatian publik.
Dalam video tersebut, terlihat seorang ibu yang diketahui menggandeng putrinya yang masih kecil. Mereka berjalan hati-hati di sebuah jalur sempit, diapit oleh dinding rumah warga dan bibir sungai yang curam.
Sang anak, dengan tas ransel di punggungnya, tampak mengikuti langkah ayahnya dengan waspada.
Kondisi jalan yang mereka lewati jauh dari kata layak dan aman, terutama bagi seorang anak kecil. Jalan setapak itu tampak licin dan rawan longsor, menimbulkan kekhawatiran besar akan keselamatan keduanya.
Menurut keterangan dalam unggahan tersebut, keluarga ini tinggal di wilayah Jalan Lamongan Selatan II, RT 07 RW 01, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang. Penutupan akses ini memaksa mereka mencari jalan alternatif yang ekstrem.
"Semangat Gadis kecil Untuk Menuntut Ilmu di pagi hari ini Senin 28 Juli 2025. Dengan melewati jalan setapak di bantaran sungai dan tak terbayang Bagaimana kalau banjir atau ada kebakaran, dari mana jalan yang akan saya, istri dan anak untuk menyelamatkan diri. Kalau akses ditutup," tulis Juladi Boga Silagian nama yang melaporkan dalam video tersebut.
Unggahan ini pun langsung dibanjiri komentar warganet. Banyak yang menyayangkan terjadinya konflik antar tetangga yang berimbas pada anak-anak dan akses vital warga.
Baca Juga: Tragedi di Tol Batang-Semarang: Pajero Dihantam Dua Truk hingga Ringsek, 3 Nyawa Melayang
Tidak sedikit pula yang mengecam tindakan penutupan jalan yang dinilai tidak manusiawi dan membahayakan nyawa.
Konflik terkait penutupan akses jalan oleh tetangga bukan kali pertama terjadi di kota-kota besar.
Seringkali, masalah ini dipicu oleh sengketa lahan, ketidakharmonisan hubungan sosial, atau pembangunan yang tidak memperhitungkan akses warga sekitar.
Dalam kasus di Gajah Mungkur ini, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi latar belakang penutupan jalan tersebut.
Juladi dalam unggahannya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam, tidak hanya untuk akses berangkat sekolah anaknya, tetapi juga untuk keselamatan keluarganya dalam kondisi darurat.
Pertanyaan "bagaimana kalau banjir atau ada kebakaran" menjadi sebuah sentilan keras tentang pentingnya akses yang layak bagi setiap hunian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
Terkini
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025