SuaraJawaTengah.id - Balai Taman Nasional Gunung Merapi akan menyelidiki penyebab turunnya monyet ekor panjang dari wilayah gunung ke permukiman penduduk. Diduga monyet turun terkait meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I TNGM, Wiryawan mengatakan ada kemungkinan monyet turun ke permukiman terkait kenaikan aktivitas Merapi.
“Biasanya kalau memang di atas aktivitas Merapi sudah semakin naik, suhunya panas, monyet turun dalam jumlah cukup banyak,” kata Wiryawan kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).
Monyet ekor panjang biasanya hidup berkelompok terdiri dari 15 sampai lebih dari 20 ekor.
“Monyet turun sekitar 3 hari yang lalu. Saya periksa ke lapangan itu aktivitas biasa. Kalau ada informasi lagi akan kami tidak lanjuti, apakah itu akibat peningkatan aktivitas Merapi.”
Selain di Dusun Gedangan, Desa Ngargosoko, Kecamatan Srumbung, beberapa ekor monyet ekor panjang juga terlihat turun hingga permukiman penduduk di Desa Sucen, Kecamatan Salaman.
Radius turunnya monyet ekor panjang ini cukup jauh, sekitar 10 sampai 15 kilometer dari wilayah puncak Gunung Merapi. “Itu radiusnya sudah cukup jauh. Nanti akan kita cek dan perlu koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah atau DI Yogyakarta,” kata Wiryawan.
Sri Andarwati, warga Krakitan, Desa Sucen, Kecamatan Salam, mengaku melihat sepasang monyet ekor panjang di sekitar rumahnya. Dia mengaku baru kali ini kampungnya didatangi monyet liar.
“Saya menduga dari Merapi. (Akibat) anggetnya Merapi. Sebab kalau ada warga yang kehilangan (monyet lepas) di desa, tapi nggak ada yang nge-share,” ujar Sri Andarwati, saat dihubungi lewat pesan WhatsApp, Sabtu (21/11/2020).
Baca Juga: Kunjungi Posko Merapi, BNPB Serahkan 2.500 Unit Rapid Test Antigen
Sri bahkan sempat merekam monyet liar tersebut menggunakan telepon genggam. Tampak monyet ekor panjang dengan ukuran lumayan besar duduk di pondasi pinggir jalan.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I TNGM, Wiryawan meminta masyarakat tidak berinteraksi dengan monyet liar. Warga dilarang memberi makan serta membiarkan monyet berkeliaran secara alami.
“Sejauh monyet itu tidak mengganggu secara langsung, tolong dibiarkan dia alami. Jangan dikasih makan, seolah kita iba. Efeknya dia turun lagi karena mencari makanan ke situ (permukiman warga),” kata Wiryawan.
Jika monyet akrab dengan manusia, efekya ketergantungan dan perubahan prilaku. Monyet akan datang lagi bersama koloni dengan jumlah lebih banyak sehingga menyebabkan kerusakan.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
Ini Pesan Mbah Petruk untuk Juru Kunci Merapi
-
Wagub Jateng Minta Keluar-Masuk Orang di Pengungsian Merapi Dibatasi
-
Magma Gunung Merapi Hampir Mencapai Puncak, Ini Penjelasan BPPTKG
-
Hingga Jumat Pagi, Terdengar 6 Kali Suara Guguran Material di Merapi
-
Baru Buka Hari Ini, Restoran di Dekat Candi Prambanan Ini Punya Nuansa Bali
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal