Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 30 November 2020 | 13:53 WIB
ILUSTRASI: Bupati Banyumas Achmad Husein. Pemkab Banyumas menyediakan rumah isolasi untuk pasien covid-19 yang tidak tertampung di rs rujukan. [Antara]

SuaraJawaTengah.id - Pemkab Banyumas menyiapkan sejumlah tempat untuk menampung pasien Covid-19 yang tidak tertampung rumah sakit (RS) rujukan di wilayah tersebut. Saat ini, Pemkab Banyumas telah menyiapkan 450 tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang dinilai membaik.

Ratusan tempat tidur tersebut tersebar di beberapa gedung diklat, hotel dan juga wisma milik Pemkab Banyumas.

"Di (rumah sakit rujukan COVID-19) Banyumas, tempat tidur sampai dengan sekarang itu tidak ada, nol. Jadi, rumah sakit (rujukan) semua sudah penuh, yang ada adalah keluar, masuk, keluar, masuk," kata Bupati Banyumas Achmad Husein seperti dilansir Antara di Purwokerto, Senin (30/11/2020).

Husein menjelaskan, di RSUD Ajibarang per tanggal 30 November 2020 terdapat antrean pasien Covid-19 dan beberapa di antaranya pasien bergejala.

Baca Juga: Lagi, Muncul Klaster Ponpes di Banyumas, 176 Santri Positif Covid-19

Terkait dengan kondisi tersebut, dia mengatakan, pihaknya mengambil kebijakan berupa pasien Covid-19 yang kondisinya telah membaik dipindahkan dari rumah sakit ke sejumlah rumah karantina yang telah disiapkan oleh Pemkab Banyumas di Baturraden.

Rumah karantina tersebut meliputi Balai Diklat, Pondok Slamet, Wisma Wijayakusuma dan Hotel Rosenda, Baturraden.

Dengan demikian, kata dia, ruang isolasi di rumah sakit yang semula ditempati pasien tersebut dapat diisi oleh pasien Covid-19 yang membutuhkan penanganan.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk lebih prihatin terhadap penyebaran Covid-19 di Banyumas yang sulit dikendalikan.

"Paling tidak, kita prihatin sampai 10 Desember tidak ada hajatan, tidak ada kerumunan dan sebagainya," katanya.

Baca Juga: Modal Rp150 Ribu, Pemuda di Banyumas Setubuhi Gadis Bawah Umur Hingga Hamil

Lebih lanjut, Bupati mengatakan Pemkab Banyumas juga membuat terobosan dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang bahaya Covid-19.

Menurutnya, edukasi yang melibatkan aparatur sipil negara (ASN) dari seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Banyumas itu akan dilakukan dari rumah ke rumah guna memberikan pemahaman secara langsung tentang bahaya Covid-19.

"Satu OPD (untuk) satu desa, nanti ASN turun langsung ke desa-desa setiap hari Kamis untuk sosialisasi. Tidak masalah kantor kosong, kecuali kantor yang memberikan pelayanan langsung," katanya.

Dia mengakui salah satu penyebab meningkatnya kasus COVID-19 adalah kurang sadarnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan tidak sedikit yang patuh karena terpaksa.

"Oleh karena itu menjadi penting adalah menyadarkan masyarakat dengan edukasi secara lebih intensif bahwa Covid-19 adalah penyakit berbahaya," katanya.

Berdasarkan data yang disajikan laman covid19.banyumaskab.go.id per 30 November 2020, pukul 12.56 WIB, jumlah warga Kabupaten Banyumas yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejak terjadinya pandemi hingga sekarang mencapai 1.489 orang.

Dari jumlah tersebut diketahui sebanyak 874 orang dinyatakan sembuh, 60 orang meninggal dunia, serta 555 orang masih menjalani perawatan, 181 orang di antaranya di rumah sakit, 67 orang di fasilitas isolasi khusus, dan 374 orang isolasi mandiri. (Antara)

Load More