Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 04 Desember 2020 | 16:26 WIB
Tangkapan layar video Waduk Panglima Besar Soedirman di wilayah Kabupaten Banjarnegara yang membludak yang beredar di saluran WhatsApp. (Istimewa)

SuaraJawaTengah.id - Baru-baru ini masyarakat di Kabupaten Banyumas dihebohkan dengan video yang memperlihatkan kondisi Waduk Panglima Besar Soedirman di wilayah Kabupaten Banjarnegara membludak karena dibukanya pintu air waduk tersebut.

Video yang tersebar berdurasi 22 detik. Banyak masyarakat yang beranggapan salah satu penyebab banjir di Kabupaten Banyumas karena Waduk Panglima Besar Soedirman dibuka.

Menanggapi hal ini, Manager Enginering PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica, Dwi Hantoro selaku pengelola Waduk Panglima Besar Soedirman memastikan video yang beredar di masyarakat itu tidak benar.

"Terkait video yang beredar tersebut, kami pastikan bukan kejadian kemarin," katanya, Jumat (4/12/2020). 

Baca Juga: Waspada! Libur Panjang Banjarnegara dan Sekitarnya Diprediksi Hujan Lebat

Kesimpangsiuran informasi tersebut diakui karena kurangnya edukasi kepada masyarakat. Pemahaman dan pengertian dengan masyarakat masih perlu disamakan.

"Memang butuh untuk edukasi ke masyarakat dan kami akan melakukan sosialisasi, kemudian memberikan pengertian dan pemahaman supaya sama," jelasnya.

Dwi menjelaskan pembukaan waduk itu tergantung kondisi air. Jika inflownya besar maka elevasi juga cukup besar sehingga pihaknya akan melakukan sesuai SOP untuk membuka pintu air.

"Ini untuk menjaga elevasi waduk. Kemarin memang ada pembukaan tapi tidak seperti video yang beredar. Dan itu sesuai SOP sebagai fungsi pengendali banjir," ucapnya.

Pihaknya memiliki sisem peringatan dini untuk menentukan pembukaan pintu waduk. Saat ini ketinggian Air di Bendungan Panglima Besar Sudirman tercatat Inflow mencapai 352,17
M3/dt. 

Baca Juga: Proyek Waduk Pidekso Wonogiri, 77 Bidang Tanah Belum Dapat Ganti Rugi

"Terkait yang bendungan di Banyumas, kan itu berasal dari beberapa sungai. Kebetulan di sungai satu lagi memang jumlahnya besar (Sungai Klawing). Sehingga jumlahnya numpuk. Selain itu juga diakibatkan tingginya curah hujan yang terjadi di Wilayah Jawa Tengah," terangnya.

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More