SuaraJawaTengah.id - Pada Rapat kerja awal tahun 2021, Presiden Joko Widodo sempat mempertanyakan hasil dari subsidi pupuk di Indonesia. Program itu padahal memakan anggaran yang cukup besar yaitu, Rp33 triliun.
Hal itu membuat beberapa petani di Jawa Tengah bereaksi. Pasalnya banyak pupuk subsidi yang tak tepat sasaran.
Bahkan, beberapa petani juga mengaku pupuk subsidi yang didapatkan mengalami keterlambatan sehingga berpengaruh pada hasil panen.
Ketua kelompok tani Quriyah Toyibah Salatiga, Mujab mengatakan, pupuk subsidi sudah lama menjadi masalah. Banyak anggotanya ketika menerima bantuan pupuk subsidi jumlahnya tak sesuai.
"Ya memang kasus seperti itu ada dan kadang datangnya sudah kelewat atau kadang tak sesuai dengan jumlah pupuk yang digunakan," jelasnya kepada Suara.com, Selasa (12/1/2021).
Di beberapa tempat, terdapat anggotanya yang harusnya dapat pupuk subsidi namu dia tak dapat. Menurutnya, permasalahan seperti itu sudah lama terjadi bahkan sebelum adanya pandemi.
"Kasus yang seperti itu sudah banyak yang terjadi. Sudah lama dan terulang-ulang," ucapnya.
Quriyah Toyibah sendiri mempunyai 18 ribu anggota yang ada di 12 Kabupaten di Jateng. Beberapa tahun terakhir, dia memang mendapatkan laporan yang serupa.
Kelangkaan pupuk dan pupuk subsidi yang tak tepat sasaran berpengaruh terhadap hasil panen.
Baca Juga: Selingkuhi Istri Orang, Petani Dimasukkan ke Karung dan Dibuang ke Got
"Kalau pupuk telat kan berdampak ke hasil pertanian," imbuhnya.
Sampai saat ini, kelompok tani dari anggota Quriyah Toyibah yang sudah melapor dari Kabupaten Semarang, Salatiga dan Boyolali. Tiga daerah tersebut sudah mengeluh karena kelangkaan pupuk.
"Saat ini yang sudah melapor baru tuga wilayah diantaranya Kabupaten Semarang, Salatiga dan Boyolali," katanya.
Untuk itu, ia usul agar subsidi pupuk dicabut dan dialihkan untuk memberdayakan para petani. Menurutnya, subsidi pupuk rawan penyelewengan. Selain itu, dia juga usul agar kompetensi pertanian dimasukan dalam proyek Pra Kerja yang digagas oleh pemerintah.
"Menurut saya, kita juga butuh petani muda. Mending dana untuk subsidi untuk peningkatan SDM petani-petani muda agar tertarik dan berkembang," imbuhnya.
Petani Kabupaten Ungaran, Sucipto mengatakan hal yang serupa. Sejak pandemi, dia sulit mendapatkan pupuk. Menurutnya, pupuk sangat penting agar padi yang dia tanam dapat dipanen dengan baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara