SuaraJawaTengah.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), merekomendasikan perubahan daerah potensi bencana Merapi.
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, perubahan rekomendasi itu mengikuti perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
“Probabilitas atau kemungkinan terjadinya erupsi efusif lebih dominan (40 persen). Erupsi mengarah ke barat daya. Ini sangat berbeda dengan rekomendasi bahaya sebelumnya ke arah barat laut. Potensi bahaya juga bergeser dan rekomendasi perlu disesuaikan,” kata Agus Budi, Sabtu (16/1/2021).
Erupsi ditandai terjadinya guguran lava pijar serta terbentuknya kubah lava baru di sisi barat daya puncak Merapi. Guguran lava pijar dan awan panas mengarah ke hulu Kali Boyong, Kuning, Bedog, Bebeng, Krasak, dan Kali Putih.
Pada pukul 04.00 WIB pagi tadi, terjadi luncuran awan panas sejauh 1,5 kilometer. Ini adalah jarak luncuran terjauh sejak status Merapi dinaikan menjadi siaga pada 5 November 2020.
“Secara implisit, rekomendasi bahaya yang kami sampaikan mengandung onsekuensi bahwa masyarakat yang tinggal di luar daerah bahaya yang kami sebutkan (bisa) kembali ke rumah,” ujar Agus.
Namun Agus menjelaskan, keputusan teknis penanganan bencana seluruhnya menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Termasuk kebijakan memulangkan pengungsi yang wilayahnya tidak lagi masuk dalam daerah potensi terdampak.
“Tergantung pemerintah daerah. Pemda yang melakukan penanganan bencana, kami rekomendasi bahaya. Mungkin ada pertimbangan sosio kultural atau psikologis untuk mempertahankan pengungsi. Ini kewenangan pemda,” kata Agus.
Baca Juga: Merapi Muntahkan Lava Pijar dengan Jarak Luncur 400 Meter ke Kali Krasak
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Susanto belum menerima surat resmi dari BPPTKG terkait perubahan rekomendasi potensi bencana Merapi.
“Kami menunggu rekomendasi tertulis. Nantinya itu menjadi rujukan pimpinan dalam mengambil kebijakan,” ujar Edi saat dihubungi SuaraJawaTengah.id.
Akhir tahun kemarin, Pemerintah Kabupaten Magelang memperpanjang status tanggap darurat bencana Gunung Merapi. Perpanjangan status berlaku 1-15 Januari 2021.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengatakan, perpanjangan status tanggap darurat mengikuti rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
“Soal tanggap darurat itu mengingat dan mempertimbangkan rekomendasi dari BPPTKG. Sampai saat ini belum ada perubahan (status siaga),” kata Zaenal Arifin.
Sejak status kebencanaan Merapi dinaikan menjadi siaga (level III), Pemkab Magelang melakukan langkah-langkah antisipasi. Salah satunya mengungsikan warga yang berada di wilayah rawan bencana.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025