Scroll untuk membaca artikel
Fitri Asta Pramesti | Lintang Siltya Utami
Selasa, 19 Januari 2021 | 11:45 WIB
Ilustrasi Rumah Tua. (Pixabay.com/NickTaylor2020)

SuaraJawaTengah.id - Sebuah rumah yang dulunya dijadikan sebagai tempat pembunuhan sepasang suami istri pada 1982, bakal dilepas di pasaran dengan harga selangit yakni sekitar Rp 28,1 miliar. 

Rumah tersebut saksi biksu dari aksi kejam Lizzie Borden, seorang wanita yang membunuh ayah dan ibu tirinya secara brutal. 

Perempuan asal negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat ini disebutkan menghabisi ayah dan ibu tirinya dengan menggunakan kapak. 

Borden dituduh dan diadili atas pembunuhan ganda yang mengerikan, setelah mayat-mayat itu ditemukan pada 4 Agustus 1892 di rumahnya yang berlokasi di Fall River, Massachusetts.

Baca Juga: Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Petani Baros Hingga Hutan dan Gunung Karang

Andrew Borden dan Abby Borden, ditemukan tewas dengan banyak pukulan fatal di bagian kepala dan serangan di tubuh keduanya menggunakan kapak, di mana Andrew mendapat 11 serangan dan Abby 19 serangan.

Meskipun Lizzie diketahui telah bertengkar dengan ayah dan ibu tiri dan dianggap oleh banyak orang bersalah, tidak ada bukti secara langsung menghubungkannya dengan kejahatan tersebut.

Ia akhirnya dibebaskan dan kasusnya tetap tidak terpecahkan.

Lizzie Borden. [Publishersweekly]

Saat ini, hunian tersebut dibuka untuk umum sebagai Lizzie Borden Bed and Breakfast/Museum.

Rumah itu masih dilengkapi dengan perabotan, dekorasi, dan memorabilia yang mengingatkan pada peristiwa suram dan seram lebih dari seabad yang lalu.

Baca Juga: Duh! Terlalu Sibuk Bekerja, Wanita Ini Sampai Lupa Punya Rumah 1,5 M

Namun, pemilik rumah saat ini berencana pensiun dan menawarkan hunian tersebut seharga 2 juta dolar AS, menurut daftar yang diposting oleh The Seyboth Team, sebuah agen real estat Massachusetts.

Ciri yang tidak biasa dari rumah itu adalah tidak adanya lorong kecuali untuk pergi ke lantai dua, di mana Andrew Borden sempat merombak rumah tersebut pada 1872.

Rumah bekas pembunuhan brutal abad ke-19, keluarga Borden. [Wikipedia]

"Seseorang harus melalui satu ruangan untuk pergi ke ruangan lain," tulis situs museum Lizzie Borden, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (19/1/2021).

Tata letak rumah tersebut merupakan salah satu detail yang membuat banyak orang pada saat itu mencurigai bahwa Lizzie adalah pembunuhnya.

Menurut Cara Robertson, penulis The Trial of Lizzie Borden, Andrew terbunuh sekitar satu setengah jam setelah Abby.

Orang asing di rumah, hanya memiliki sedikit pilihan untuk tetap bersembunyi dengan tata letak rumah seperti itu.

Selain itu, ada ketidakkonsistenan dalam catatan Lizzie tentang apa yang terjadi hari itu dan memicu kecurigaan atas kejahatannya.

Saksi mata menggambarkan, seorang perempuan mirip Lizzie mencoba membeli asam prussic, racun mematikan, di toko obat lokal sehari sebelum pembunuhan.

Rumah bekas pembunuhan brutal abad ke-19, keluarga Borden. [Wikipedia]

Perempuan itu menjelaskan bahwa ia membelinya untuk merawat jubah kulit anjing laut, tetapi apoteker tersebut menolak untuk menjualnya tanpa resep.

Kemudian, diketahui bahwa Borden membakar gaun yang ia kenakan ketika ia menemukan tubuh ayahnya, diduga karena ia secara tidak sengaja menodainya dengan cat.

Namun, juri tidak yakin dan akhirnya Borden dibebaskan. Meski begitu, ketertarikan publik dengan kisah Borden masih ada hingga sekarang.

Di dalam rumah tersebut, terdapat empat ruangan dan dua kamar.

Salah satu kamar digunakan bersama oleh Andrew dan Abby, sementara kamar satunya digunakan oleh Lizzie dan kakak perempuannya Emma.

Kakaknya pada saat itu tidak ada di rumah ketika ayah dan ibu tirinya dibantai.

Menurut situs museum, salah satu kamar yang lebih kecil, ruang John V. Morse, tempat paman Lizzie menginap malam sebelum pembunuhan adalah tempat mayat Abby ditemukan.

Load More