Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 20 Januari 2021 | 13:40 WIB
Kondisi rumah warga yang rusak dan harus dirobohkan akibat tanah bergerak‎ di Desa Manggis, Kecamatan Sirampog, Brebes. (Suara.com/F Firdaus)

SuaraJawaTengah.id - ‎Puluhan rumah di Desa Manggis, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes rusak akibat tanah bergerak. Sedikitnya 60 warga harus mengungsi.

Tanah bergerak terjadi pada Rabu (13/1/2021) dan masih terus terjadi hingga hari ini. Bencana alam tersebut melanda setelah hujan deras di wilayah setempat. Pergerakan tanah membuat tembok rumah-rumah warga retak dan ambles.

Camat Sirampog, Lukman Hakim mengatakan,‎ terdapat 28 bangunan rumah dan fasilitas umum yang rusak akibat tanah bergerak.

"Ada 26 rumah, satu masjid dan satu TPQ (Tempat Pengajian Alquran) yang rusak," kata Lukman kepada Suara.com, Rabu (20/1/2021).

Baca Juga: Banjir Landa Kota Pekalongan, Ribuan Warga Terdampak

Jumlah bangunan yang rusak itu menurut Lukman bertambah dari jumlah kerusakan saat tanah bergerak pertama kali terjadi pada Rabu (13/1/2021) lalu.

"Waktu awal terjadi ada 23 rumah warga yang rusak. Jumlahnya terus bertambah,” ujar Lukman.

‎Lukman mengatakan, dari 26 rumah yang rusak, enam di antaranya mengalami kerusakan berat sehingga harus dirobohkan.

Seluruh rumah yang rusak tersebut juga terpaksa ditinggalkan penghuninya untuk menghindari adanya korban jiwa.

‎"Rumah yang rusak ditinggalkan karena kondisinya tidak memungkinkan ditinggali. Untuk sementara warga mengungsi di rumah saudara dan tetangga. Jumlah semuanya 60 orang yang ngungsi," ungkap Lukman.

Baca Juga: Banjir Terjang Beberapa Daerah di Indonesia

Lukman menyebut, pergerakan tanah masih terus terjadi sehingga warga lainnya yang rumahnya tidak terdampak diminta waspada jika turun hujan deras.

Total terdapat 42 kepala keluarga yang tinggal di wilayah yang terjadi tanah bergerak dengan 26 di antaranya sudah terdampak.

‎"Pergerakan tanah masih terjadi, tapi tidak terlalu parah karena beberapa hari ini tidak hujan. Kalau hujan besar masih dikhawatirkan terjadi lagi, ‎karena banyak retakan. Mudah-mudahan aman, tapi namanya bencana kita tidak tahu," ujar Lukman.

Terkait kemungkinan ‎warga direlokasi ke tempat yang lebih aman, Lukman mengatakan langkah itu masih menunggu kajian geologi.

"Dari pemkab menunggu kajian geologi dulu sebelum menentukan relokasi atau tidak. Kalau memang harus direlokasi, kami akan cari tempat yang aman," ujarnya.

Menurut Lukman, pihaknya juga sudah menyiapkan tempat pengungsian untuk warga yang terdampak, salah satunya di gedung sekolah dasar. Namun warga memilih mengungsi ke tempat saudara atau tetangga.

"Warga belum tahu sampai kapan mengungsi, tapi ke depannya bagaimana tetap harus kami pikirkan," ujarnya.

Kontributor : F Firdaus

Load More