Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 03 Februari 2021 | 15:13 WIB
Seorang pekerja sedang mengerjakan peti mati yang dipesan kepada Suhadi Haha di Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (3/2/2021). (Suara.com/F Firdaus)

SuaraJawaTengah.id - ‎Angka kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Tegal terbilang tinggi. Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 bahkan menyebut tiap hari ada dua hingga tiga pasien Covid-19 yang meninggal.

Tingginya angka kematian itu membuat kebutuhan peti mati meningkat. Peti mati untuk jenazah pasien Covid-19 di Kabupaten Tegal salah satunya dipesan kepada Suhadi Haha, 41.

Warga Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi itu sudah tiga bulan terakhir mendapat pesanan membuat peti mati ‎untuk pasien Covid-19.

"Tiga bulan ini kurang lebih sudah buat 30 peti mati untuk pasien Covid-19," katanya saat ditemui SuaraJawaTengah.id, Rabu (3/2/2021).

Baca Juga: Tertinggi, Pemakaman Pasien Covid-19 TPU Madurejo pada 2021 Tembus 14 Kali

Pria yang biasa dipanggil Haha itu merupakan rekanan RSUD dr Soeselo Slawi untuk sejumlah pekerjaan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu. Ketika pandemi mengganas, dia juga diminta untuk membuat peti mati untuk pasien Covid-19.

"Biasanya tidak buat peti mati, baru saat pandemi ini buat peti mati khusus untuk pasien Covid-19 karena dari rumah sakit meminta," ungkapnya.

Dalam satu bulan, Haha biasanya mendapat permintaan untuk membuat dua hingga lima peti mati. ‎Dalam pengerjaannya, dia dibantu oleh dua orang pekerja.

"Tidak setiap hari ada, tapi kalau ada pesanan kadang sekaligus langsung dua atau tiga peti mati. Kalau sekarang-‎sekarang ini mulai agak turun, tidak terlalu banyak," ujarnya.

‎Permintaan tersebut menurut Suhadi kadang datang mendadak. Untuk itu, dia selalu menyiapkan stok peti mati yang sudah jadi. "Jadi kalau rumah sakit minta mendadak, saya siap," ujarnya.

Baca Juga: Update: Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Sembuh Capai 52.067 Orang

Peti mati yang dibuat Haha berukuran panjang dua meter dan lebar 70 sentimeter. Selain dari kayu, bahan yang digunakan yakni triplek. "Kalau biar cepat dan simpel pakainya triplek yang tebal," ujarnya.

Haha menyebut, harga satu peti mati berkisar Rp1,2 juta hingga Rp1,4 juta. Hal itu tergantung pada ‎kondisi peti mati yang dibuat.

"Harganya tergantung apakah pakai melamin, plistur atau cat," ucapnya.

‎Seperti halnya keluarga pasien Covid-19 yang meninggal, Haha juga kerap diliputi kesedihan ketika mengerjakan pesanan peti mati. 

Sebab, masih adanya pesanan peti mati yang diterimanya menunjukkan semakin banyak orang yang meninggal karena terpapar Covid-19.

‎"Sedihnya karena membayangkan orang-orang yang mati karena Covid-19. Jangan sampai saya seperti itu," tuturnya.

Haha tak hanya mendapat pesanan membuat peti mati dari RSUD dr Soeselo, tetapi juga dari Rumah Sakit DKT Pagongan, Kabupaten Tegal.

"Dari Rumah Sakit DKT ‎pernah dapat pesanan dua peti mati," ujar dia.

‎Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal, Joko Wantoro mengatakan, setiap hari rata-rata ada dua hingga tiga pasien Covid-19 yang meninggal. "Setiap hari pasti ada," kata Joko kepada Suara.com, saat dihubungi Selasa (19/1/2021).

Joko menyebut, angka kematian pasien Covid-19 tersebut lebih tinggi dari angka kematian nasional. "Angka kematian di Kabupaten Tegal sekitar empat persen. Kalau nasional sekitar dua persen," ujarnya.

Sementara itu berdasarkan data di laman covid-19.tegalkab.go.id yang baru diperbaharui hingga Selasa (2/2/2021), jumlah pasien positif Covid-19 yang‎ meninggal total mencapai 176 orang. Adapun jumlah kasus positif tercatat 4.326 orang.

Kontributor : F Firdaus

Load More